Perubahan Iklim Ditengarai Jadi Penyebab Munculnya Beruang Kutub Hibrida
Tapi ketika ayahnya adalah beruang kutub, maka bayi beruangnya disebut beruang kutub coklat.
Sang keturunan berbagi sejumlah kesamaan dalam hal penampilan dengan kedua orang tuanya.
"Mereka yang pernah dilihat, dan belum ada terlalu banyak sejauh ini, biasanya lebih terang warnanya. Mereka seringkali memiliki bulatan bulu yang lebih gelap di sekitar mata mereka. Cakar mereka seringkali gelap juga atau setidaknya di sekitar jari-jari kaki mereka,” jelas Chris.
Ia menambahkan, "Dan kemudian cakarnya seringkali lebih besar dari cakar beruang kutub karena beruang campuran memiliki cakar lebih panjang, dan umumnya bulu mereka sedikit lebih gelap dari beruang kutub."
Pengujian pastikan beruang yang ditembak di Kutub Utara adalah hibirda
Chris mengatakan, sulit untuk mengetahui berapa banyak dari beruang yang masih ada.
Pada tahun 2006, seekor beruang yang ditembak oleh pemburu di Kutub Utara diuji dan dikonfirmasi sebagai beruang kutub hibrida.
Chris berada di antara sekelompok ilmuwan yang percaya perubahan iklim menyebabkan beruang kutub dan beruang coklat bersentuhan lebih sering.
Beruang tak lazim yang ditembak oleh seorang pemburu beberapa hari lalu di Nunavut, utara Kanada, dianggap oleh para ahli sebagai beruang coklat
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat