Perubahan Iklim Ditengarai Jadi Penyebab Munculnya Beruang Kutub Hibrida

Tapi ketika ayahnya adalah beruang kutub, maka bayi beruangnya disebut beruang kutub coklat.
Sang keturunan berbagi sejumlah kesamaan dalam hal penampilan dengan kedua orang tuanya.
"Mereka yang pernah dilihat, dan belum ada terlalu banyak sejauh ini, biasanya lebih terang warnanya. Mereka seringkali memiliki bulatan bulu yang lebih gelap di sekitar mata mereka. Cakar mereka seringkali gelap juga atau setidaknya di sekitar jari-jari kaki mereka,” jelas Chris.
Ia menambahkan, "Dan kemudian cakarnya seringkali lebih besar dari cakar beruang kutub karena beruang campuran memiliki cakar lebih panjang, dan umumnya bulu mereka sedikit lebih gelap dari beruang kutub."
Pengujian pastikan beruang yang ditembak di Kutub Utara adalah hibirda
Chris mengatakan, sulit untuk mengetahui berapa banyak dari beruang yang masih ada.
Pada tahun 2006, seekor beruang yang ditembak oleh pemburu di Kutub Utara diuji dan dikonfirmasi sebagai beruang kutub hibrida.
Chris berada di antara sekelompok ilmuwan yang percaya perubahan iklim menyebabkan beruang kutub dan beruang coklat bersentuhan lebih sering.
Beruang tak lazim yang ditembak oleh seorang pemburu beberapa hari lalu di Nunavut, utara Kanada, dianggap oleh para ahli sebagai beruang coklat
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia