Perubahan Iklim Kurangi Pasokan Makanan Paus selama Musim Migrasi
"Kegiatan penambangan, kegiatan dengan kapal dan bahkan kegiatan penangkapan ikan memiliki potensi untuk membuat lingkungan laut kurang tenang bagi paus sehingga mereka akhirnya menggunakan lebih banyak energi," utaranya.
Ia lantas mengemukakan, "Jika kegiatan pertambangan telah menyebabkan semakin banyaknya aktivitas kapal di daerah ini maka bukannya istirahat, paus akan terus bergerak menggunakan lebih banyak energi ketimbang jika aktivitas manusia tak ada di sana."
Janelle menyebut, masalah itu menyebabkan penurunan populasi paus dan paus bungkuk betina yang sangat rentan.
"Mereka harus memberi makan anak juga. Mereka menggunakan lebih dari simpanan energi mereka sendiri karena mereka bergerak lebih cepat dan harus memberi lebih banyak susu untuk si anak di saat mereka sendiri membakar lebih banyak energi,” ujarnya.
Ia menyambung, "Jika mereka menggunakan lebih dari simpanan energinya maka mereka mungkin hanya mampu untuk berkembang biak sekali dalam tiga tahun atau sekali dalam empat tahun."
Studi Janelle ini ditugaskan oleh Institut Kelautan UWA.
Seorang peneliti paus mengatakan, perubahan iklim kemungkinan bertanggung jawab atas kelelahan yang dialami paus bungkuk selama musim migrasi tahunan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata