Perubahan Iklim Kurangi Pasokan Makanan Paus selama Musim Migrasi

"Kegiatan penambangan, kegiatan dengan kapal dan bahkan kegiatan penangkapan ikan memiliki potensi untuk membuat lingkungan laut kurang tenang bagi paus sehingga mereka akhirnya menggunakan lebih banyak energi," utaranya.
Ia lantas mengemukakan, "Jika kegiatan pertambangan telah menyebabkan semakin banyaknya aktivitas kapal di daerah ini maka bukannya istirahat, paus akan terus bergerak menggunakan lebih banyak energi ketimbang jika aktivitas manusia tak ada di sana."
Janelle menyebut, masalah itu menyebabkan penurunan populasi paus dan paus bungkuk betina yang sangat rentan.
"Mereka harus memberi makan anak juga. Mereka menggunakan lebih dari simpanan energi mereka sendiri karena mereka bergerak lebih cepat dan harus memberi lebih banyak susu untuk si anak di saat mereka sendiri membakar lebih banyak energi,” ujarnya.
Ia menyambung, "Jika mereka menggunakan lebih dari simpanan energinya maka mereka mungkin hanya mampu untuk berkembang biak sekali dalam tiga tahun atau sekali dalam empat tahun."
Studi Janelle ini ditugaskan oleh Institut Kelautan UWA.
Seorang peneliti paus mengatakan, perubahan iklim kemungkinan bertanggung jawab atas kelelahan yang dialami paus bungkuk selama musim migrasi tahunan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan