Perubahan Iklim Mengancam Kehidupan di Atap Dunia Tibet
Sementara perubahan iklim secara perlahan mengubah lanskap, demikian juga China, yang mengontrol wilayah semi-otonom ini.
Pada akhir 1950-an, ketika China mengirim pasukan untuk menuntut klaimnya atas Tibet, ribuan pengembara dibubarkan dan dimukimkan kembali ke provinsi-provinsi China yang berdekatan. Yang lainnya melarikan diri sebagai pengungsi ke Nepal dan India.
Photo: Pegunungan dan padang rumput Dataran Tinggi Tibet tampak dari udara. (Getty: Kevin Frayer)
Organisasi hak asasi manusia dan pendukung penentuan nasib sendiri Tibet sebelumnya telah mengecam penguasaan China atas Tibet, mengklaim telah menyebabkan pemberantasan budaya, bahasa dan tradisi.
"Tibet telah berada di bawah pendudukan China selama 70 tahun terakhir, dan selama bertahun-tahun ini telah terjadi lingkaran setan penindasan dan perlawanan," kata Kyinzom Dhongdue, seorang pengungsi Tibet dan jurnalis untuk Times of India.
Dhongdue lahir dari orang tua Tibet di India, di mana dia adalah anggota Parlemen Tibet di Pengasingan.
"Meskipun saya belum pernah melihat Tibet secara fisik, [itu] sangat bagian dari siapa saya," kata Dhongdue, yang sekarang berbasis di Australia.
"Ini telah membentuk saya sebagai seorang individu."
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata