Perubahan pada Diri Stuart Collin Seperti ini Bikin Risty Tagor tak Betah

jpnn.com - RISTY Tagor sudah mantap untuk mengakhiri mahligai pernikahan yang baru berjalan seumur jagung itu. Dia memastikan tidak ingin melakukan mediasi dengan sang suami Stuart Collin.
”Mediasi hasilnya zero, nggak bisa didamaikan,” ujar Ina Rachman, kuasa hukum Risty saat ditemui di kediaman kliennya, Bintaro, Jakarta Selatan, Rabu (15/9).
Mediasi tersebut dilakukan pihak keluarga sebelum gugatan cerai dilayangkan Risty ke Pengadilan Agama (PA) Jakarta Selatan.
Rasa sakit hati diperlakukan tidak seperti harapannya, membuat hati Risty membeku. ”Bukan hanya pertengkaran mulut. Tapi ada perilaku kasar. Kebohongan. Dan yang terakhir kekerasan terhadap Arsen,” jelasnya.
Ina mencontohkan, sebelum dan setelah menikah itu Stu menjadi pribadi yang berbeda. "Dulu ibadah rajin, romantis, baik sama Arsen dan perhatian. Setelah itu berubah total. Artinya rasa sayang, romantis, dan figur seorang bapak yang didapatkan berubah,” sambungnya.
Walaupun telah diperlakukan kasar, Risty tidak membawanya ke ranah hukum. Alih-alih melaporkan ke pihak berwajib, mantan istri Rifky Balweel itu lebih memilih bercerai saja.
”Risty hanya meminta kami untuk gugatan cerai. Nggak ada KDRT. Kalau KDRT biarkan Allah yang membalasnya,” ujarnya.
Untuk mempercepat gugatan cerai yang dilayangkan kepada suaminya itu, Risty dipastikan hadir dalam sidang perdana pada 28 September mendatang. ”Insya Allah dia hadir. Kalau dia sehat dia hadir,” ujarnya lagi.
RISTY Tagor sudah mantap untuk mengakhiri mahligai pernikahan yang baru berjalan seumur jagung itu. Dia memastikan tidak ingin melakukan mediasi
- Paula Verhoeven Buka Bukti yang Dibawa Baim Wong di Sidang Cerai
- Ditawari Jadi Aspri Hotman Paris, Paula Verhoeven Merespons Begini
- Sheila Dara Terlibat, Sore: Istri dari Masa Depan Umumkan Jadwal Tayang
- Unggah Laporan MSF, Angelina Jolie Mengutuk Serangan di Gaza
- Pendaftaran Epson International Pano Awards ke-16 Dibuka, Yuk Buruan Daftar!
- Pentas Kejutan The Chainsmokers di Kampus Arizona Berujung Penggerebekan