Perubahan Sistem Politik Harus Tetap Jalan
Kamis, 05 Agustus 2010 – 23:13 WIB
Dia ingatkan, dibanyak negara demokrasi di dunia waktu 20 tahun tidak cukup bagi sebuah bangsa untuk mematangkan sistem politiknya. "Tidak ada negara yang ajek sistemnya dalam waktu 20 tahun."
Selain itu, Bima Arya yang sebelumnya juga pengamat politik itu mengingatkan tentang efek negatif jika ambang batas parpol masuk ke DPR dinaikan dari 2,5 persen menjadi 5 persen. Kalau itu terjadi, Bima memprediksi sedikitnya 32 persen suara pemilih akan hangus.
"Fenomena sekarang partai besar kehilangan suara sementara potensi pemilih bertambah. Kalau ambang batas jadi 3 persen, saya memprediksi sekitar 32 persen suara pemilih hangus," kata mantan Direktur Charta Politica Jakarta itu.
Lebih lanjut Bima membeberkan 5 alasan kenapa dia mengusulkan konfederasi sebagai salah satu cara untuk penguatan eksekutif dan parlemen. Pertama untuk mencegah suara hangus, kedua untuk tetap memberi ruang pada pluralisme dan ketiga jelas untuk penguatan presidensil.
JAKARTA - Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya Sugiarto menegaskan sistem politik yang saat ini berlaku di Indonesia masih berada dalam
BERITA TERKAIT
- 3 Siswa SMKN 4 Semarang yang Ditembak Polisi Itu Anak Saleh, Remaja Masjid, dan Paskibraka
- 6 Penasaran soal Gaji Guru Honorer Naik Rp2 Juta, PNS & PPPK 100% Gapok
- Dukung Deklarasi Bersama Istiqlal, UID Serukan Tri Hita Karana Universal
- 5 Berita Terpopuler: Honorer Sudah dapat Pembekalan Kepegawaian, Jangan Lupa Cetak Kartu Seleksi PPPK
- BLU di Bidang Pendidikan Tingkatkan Daya Saing untuk Masa Depan Berkelanjutan
- Ditjen Bina Keuangan Daerah dan KPK Gelar Rapat Koordinadi untuk Membahas Draf MCP Tahun 2025-2026