Perundingan Freeport-SPSI Kembali Deadlock
Selasa, 25 Oktober 2011 – 10:19 WIB

Perundingan Freeport-SPSI Kembali Deadlock
“Pihak Manajemen menginginkan blokade jalan untuk dibuka. Nah, untuk membuka blokade jalan, maka tuntutan terhadap kenaikan 7,5 dollar AS per jam harus dipenuhi terlebih dahulu. Kami juga meminta PHK dan sanksi yang dikenakan kepada karyawan untuk dicabut. Serta membayarkan gaji karyawan selama mengikuti aksi mogok kerja ini,” paparnya.
Kata Juli, dalam perundingan Senin kemarin, poin yang masih menjadi perdebatan utama adalah kenaikan upah. Dimana pihak Manajemen masih mengajukan tawaran kenaikan upah 25 persen selama dua tahun. “Kalau berbicara masalah prosentase, maka Manajemen harus mengimbangi apa yang menjadi permintaan dari karyawan. Kalau masih bertahan di 25 persen, berarti jauh dari permintaan karyawan,” ujarnya.
“Pada prinsipnya, peningkatan dolar per jam untuk mencari rupiah dalam perbulan. Bukan kita mau digaji dolar. Ini yang banyak disalahtafsirkan oleh masyarakat luar. Kita tidak minta dolar, karena kita cukup cinta terhadap rupiah,” papar Juli.
Setelah perundingan Senin kemarin juga belum menemui kesepakatan, kata Juli, Manajemen PTFI dan juga SPSI PTFI setuju hari ini akan bertemu kembali untuk melanjutkan pembicaraan.
TIMIKA – Manajemen PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PUK SP KEP SPSI PTFI hari Senin (24/10) melanjutkan perundingan Perjanjian Kerja Bersama
BERITA TERKAIT
- Festival Budaya di Rumah Singgah Tuan Kadi, Harmoni Melayu & Seruan Peduli Lingkungan
- Pendaki Gunung Ranai Dievakuasi Setelah Terpeleset dan Mengalami Cedera Kaki
- Jasad Korban Banjir di Murung Raya Ditemukan Tersangkut di Dahan Pohon Sawit
- Banjir Rendam Sejumlah Rumah Warga di Kalianda Lampung Selatan, Tak Ada Korban Jiwa
- Kodam I/Bukit Barisan Bantu Warga yang Diduga Diintimidasi Ormas
- Farhan Bimbang Tindak Tegas Kusir Delman yang Getok Tarif Tak Wajar di Bandung