Perundingan Perbatasan dengan Malaysia Masih Buntu
Sudah 24 Kali tak ada Kata Sepakat
Selasa, 26 Februari 2013 – 11:54 WIB

SIAP SIAGA: Kapal perang RI yang siap menjaga kedaulatan negara. FOTO: Ist
Dia menjelaskan, ibarat perang, Kemlu adalah senjata dan TNI AL adalah pelurunya. ”Kalau mau perang kan begitu. Harus ada senjata dan peluru, jadi kami harmonis,” katanya.
Baca Juga:
Di tempat yang sama, Wakil KSAL Laksamana Madya Hari Bowo menjelaskan TNI AL selalui melakukan patroli rutin di perbatasan. ”Misalnya di Selat Malaka ada namanya MSSP, Malaka Strait Ship Patrol,” katanya.
Gelar operasi TNI AL bertujuan menjaga perbatasan RI agar tidak dimasuki pihak lain tanpa izin. ”Kita ada namanya daerah rawan strategis. Ini sifatnya mobile dan dinamis,” katanya.
Untuk menentukan batas maritime, TNI AL berpedoman pada Technical Aspects United Nations of Convention on Law of The Sea (Talos) yang dikelaurakan International Hydgrographic Organization (IHO). ”Karena itu Dishidros TNI AL selalu ikut dalam perundingan dengan negara tetangga karena juga anggota IHO,” katanya. (rdl)
JAKARTA - Tim negosiasi batas wilayah Indonesia benar-benar harus sabar. Sudah delapan tahun berunding dengan Malaysia, hasilnya masih buntu. ”Tercatat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Pemerintah Fokus Tuntaskan Pengangkatan PPPK Tahap 1, Honorer R2/R3 Keburu Pensiun
- Setiawan Ichlas Hadirkan Ustaz Adi Hidayat di Tabligh Akbar di Palembang
- Gegara Panggilan Sidang Tak Sampai Alamat, Tergugat Datangi Kantor Pos di Jambi
- Menyambut Thudong 2025 di PIK Bukan Ritual Semata, Melainkan Pengalaman Jiwa
- Yohanes Bayu Tri Susanto Jadi Pengusaha Sukses yang Rendah Hati
- Revisi UU ASN Mengubah Tenggat Penyelesaian Honorer?