Perundungan di Sekolah Marak Terjadi, Siswa Disuruh Makan Sampah
jpnn.com, JAKARTA - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengatakan kasus perundungan siswa di sekolah tengah marak terjadi.
KPAI mencatat ada beberapa kasus perundungan dan kekerasan fisik di dunia pendidikan yang dilakukan guru atau sesama siswa.
Berdasarkan data KPAI, pada Januari 2022, ada kasus seorang siswa salah satu SMPN di Surabaya jadi korban kekerasan gurunya dan hal itu dilakukan pelaku saat pembelajaran di ruang kelas.
Lalu ada guru SD di Buton, Sulawesi Tenggara dilaporkan ke polisi karena diduga menghukum belasan siswanya dengan menyuruh para korban memakan sampah plastik.
"Pada Februari 2022, beredar video seorang siswa SMPN di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur viral di media sosial. Siswa yang diketahui berinisial IF (15) ini, dihukum benturkan kepala ke tembok kelas oleh gurunya," kata Retno dalam keterangan tertulis, Senin (13/6).
Selanjutnya, pada Maret 2022, terdapat kasus 13 siswa salah satu SMP swasta di Pasuruan menganiaya dua orang sesama pelajar. Kasus itu pun tengah ditangani pihak kepolisian.
KPAI masih memiliki data kasus perundungan dan kekerasan di instansi pendidikan lainnya yang terjadi pada 2022.
Retno menambahkan KPAI mendorong pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan setempat untuk tegas memberikan kebijakan afirmasi kepada anak-anak yang selama ini kurang beruntung dalam pendidikan.
Perundungan di sekolah tak hanya dilakukan sesama siswa, tetapi ada pula guru yang melakukannya.
- Viral Pria di Surabaya Suruh Siswa Sujud dan Menggonggong, Ini Analisis Reza Indragiri
- Anak Anggota DPRD Banten Terlibat Kasus Penganiayaan Sekuriti
- Di Tengah Heboh Kasus Supriyani, Gibran: Jangan Ada Lagi Guru yang Kriminalisasi
- 5 Berita Terpopuler: Menteri Ikut Bicara soal Kasus Guru Honorer Supriyani, KPAI juga Bergerak, Persaingan Keras
- Kasus Guru Supriyani Dituduh Memukul Anak Polisi, KPAI Minta PGRI Tak Lakukan Diskriminasi
- Ini Dalih Polda Jateng Urung Tetapkan Tersangka Kasus Kematian dr Aulia Risma