Perusahaan Berbasis Hasil Hutan Bisa Raih Sertifikasi
Karena itu, FSC menyatakan siap membantu perusahaan-perusahaan tersebut mendapatkan akses pasar lebih luas lagi di pasar global.
"Seperti di Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Sehingga mereka mudah untuk menjual produknya di sana," kata Carstensen.
Sementara itu, Dirjen Pengelolaan Produk Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ida Bagus Putera mengatakan, perusahaan-perusahaan yang sudah memenuhi berbagai kriteria SVLK secara otomatis sudah diakui di Uni Eropa.
Sebab, sistem SVLK memang sudah menyesuaikan dengan standar internasional.
"Uni Eropa ini kan paling tinggi tuntutannya. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan yang sudah mengantongi SVLK seharusnya tidak sulit mendapatkan sertifikasi seperti FSC atau lainnya," kata dia.
Di Eropa, FSC berbasis di Bonn, Jerman. Lembaga ini dipimpin oleh Dewan Direksi Internasional (International Board of Directors) beranggotakan 12 orang yang dipilih oleh seluruh anggota FSC.
Mereka mewakili bidang sosial, lingkungan, dan ekonomi. Dewan direksi FSC memiliki masa sidang tiga kali dalam setahun untuk memutuskan standar sertifikasi dan implementasinya.
Pertemuan di Jogjakarta kali ini adalah sidang dewan direksi FSC yang ke-74. (jos/jpnn)
Direktur Jenderal Forest Stewardship Council (FSC) Kim Carstensen mengatakan, perusahaan berbasis hasil hutan di Indonesia berpeluang memperoleh
Redaktur & Reporter : Ragil
- Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
- NCCR &I CSP Kembali Gelar ASRRAT 2024
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor
- Makin Mudah Bangun Loyalitas Pelanggan dengan OCA
- Fokus Berkelanjutan, LPKR Libatkan Lini Bisnis Kelola Sampah dan Limbah
- Grant Thornton Indonesia Ungkap Peran Vital Perusahaan Mid-Market