Perusahaan Minyak Saudi Anggap China Klien Nomor Wahid, Prioritas Tertinggi
![Perusahaan Minyak Saudi Anggap China Klien Nomor Wahid, Prioritas Tertinggi](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2018/10/16/kilang-minyak-foto-reuters.jpg)
Presiden China Xi Jinping mengumumkan pada bulan September bahwa negerinya akan meningkatkan emisi karbonnya sebelum tahun 2030 dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2060. Janji itu diharapkan bisa menciptakan pergeseran tektonik di sektor energi dan manufaktur.
Dengan adanya janji dari Xi Jinping itu, para ahli dari lembaga penelitian China National Petroleum Corp (CNPC) memerkirakan permintaan minyak China akan dibatasi pada 730 juta ton pada sekitar tahun 2025.
Nasser menambahkan bahwa Saudi Aramco juga mengharapkan peluang investasi lebih lanjut dalam proyek-proyek hilir untuk membantu memenuhi kebutuhan China akan transportasi berat dan bahan kimia, serta pelumas dan bahan non-logam.
Menurut dia, Aramco bekerja dengan universitas dan perusahaan China dalam sistem dan teknologi bahan bakar mesin yang lebih bersih untuk mengubah minyak mentah menjadi bahan kimia guna mengurangi emisi gas rumah kaca dari sumber energi yang ada.
"Faktanya, kami memiliki ambisi yang lebih berani untuk memperluas dan mengintensifkan kolaborasi penelitian kami dengan China," kata Nasser seraya menambahkan bahwa kolaborasi tambahan kemungkinan besar terjadi pada teknologi hidrogen biru, amonia, dan penangkapan karbon.(antara/jpnn)
Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar dunia, mempertahankan posisinya sebagai pemasok utama China dalam dua bulan pertama tahun ini
Redaktur & Reporter : Adil
- Negeri Tirai Bambu Bertuah, Tim Beregu Campuran Indonesia Juara BAMTC 2025
- Link Live Streaming Final BAMTC 2025: Jadilah Saksi Indonesia Membuat Sejarah
- Isu COVID & Lab Wuhan Mencuat Lagi, China Gercep Membela Diri
- Agustiani Tio Dianggap Kritis, Pengacara Desak KPK Beri Izin Berobat ke China
- Dari Roma langsung ke Arab Saudi, Bu Mega Berencana Umrah dan Menziarahi Makam Nabi
- Menimbang Peluang & Risiko Perang Dagang AS-China bagi Indonesia