Perusahaan Selandia Baru Luncurkan Roket ke Angkasa Luar

Profesor Tucker mengatakan sekarang ini tidak diperlukan lagi adanya sebuah badan pemerintah besar yang memiliki dana tidak terbatas untuk melakukan peluncuran.
"Kita harus memberi selamat atas apa yang dilakukan negara tetangga karena sudah memiliki visi dan melakukan sesuatu yang mereka pikir tidak akan bisa dilakukan 10 tahun lalu." katanya.
"Sekarang mereka menjadi pesaing di pasar dunia."
Skip Vimeo VideoFireFox NVDA users - To access the following content, press 'M' to enter the iFrame.
Australia 'tidak jauh di belakang '
Michael Davis, Kepala Asosiasi Industri Angkasa Luar Australia mengatakan model bisnis yang dikembangkan oleh perusahaan satelit Selandia Baru ini merupakan 'revolusi besar.'
"Kita tidak lagi membayar ratusan juta dolar bagi penempatan satelit besar di orbit, sekarang kita memiliki konstelasi baru dengan satelit lebih kecil yang kita sebut -nano satellites — yang beredar di orbit bumi rendah dengan biaya lebih murah." katanya.
Berbeda dengan perusahaan seperti Space X milik Elon Musk yang menggunakan pusat peluncuran milik pemerintah, Rocket Lab mengatakan mereka adalah perusahaan pertama yang meluncurkan roket sendiri dari pusat peluncuran milik sendiri.
Sudah ada rencana serupa di Australia dengan pusat peluncuran sudah disediakan di Northern Territory dan uji coba diperkirakan akan dilakukan dalam waktu satu tahun.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia