Perusahaan Tambang Australia Gunakan Sistem Otomatis di Afrika
Welborn memperkirakan biaya untuk membuat sistem pertambangan otomatis di Syama ini adalah sekitar $10-15 juta (sekitar Rp 100 sampai Rp 150 miliar) namun mengatakan ini akan meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya produksi sampai 30 persen, dan meningkatkan keamanan.
Akan ada 22 peralatan otomatis yang dioperasikan di Syama.
"Sistem otomatisasi sering dilihat sebagai adanya sistem yang menggantikan 200 pekerja yang ada sebelumnya, yang diganti dengan robot, atau misalnya adanya pekerja penjahit yang sekarang digantikan oleh mesin." kata Welborn.
"Ini tidak seperti yang kami lihat.
"Saya sering ditanya mengenai dampak politis mengenai otomatisasi di Afrika, dengan kekhawatiran pemerintah akan pengurangan pekerja besar-besaran."
"Yang kami lakukan bukanlah mengurangi pekerja namun ini bertalian dengan efisiensi dan produktivitas."
Photo: Semakin banyak truk tanpa awak yang digunakan di pertambangan di Australia Barat. (Rio Tinto)
Perusahaan tambang raksasa Rio Tinto menjadi garda terdepan di Australia dalam soal otomatisasi peralatan pertambangan dalam tambang biji besi di Pilbara.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata