Perusahaan Tambang Australia Makin Sering Diserang Hacker China

Sejumlah perusahaan tambang Australia mengatakan, mereka semakin waspada akan upaya peretas atau ‘hacker’ yang coba mengakses informasi sensitif perusahaan. Beberapa eksekutif, kini, mengambil tindakan pencegahan ekstra ketika berbisnis di China.
Sebuah laporan yang diterbitkan Ernst & Young (E & Y) tentang resiko terbesar yang dihadapi perusahaan tambang, untuk pertama kalinya, mencatat keamanan cyber atau dunia maya sebagai salah satu keprihatinan terdepan yang tengah dihadapi industri ini.
Survei sebelumnya di sektor ini, yang dilakukan pada tahun 2008, tak mencantumkan hacker sebagai resiko teratas dalam melakukan bisnis.
Sejumlah eksekutif perusahaan tambang mengambil langkah pencegahan ekstra ketika berbisnis di China. (Foto: Reuters)
Tapi sebuah studi E & Y yang dilakukan tahun lalu menemukan, 65% dari perusahaan tambang mengalami peningkatan ancaman cyber selama periode 12 bulan.
"Keamanan Cyber berdampak pada bisnis sekarang ini," kata CEO Dewan Sumber Daya Queensland, Michael Roche.
Ia mengatakan, sejumlah eksekutif sangat waspada tentang ancaman dari mitra dagang terbesar Australia itu.
"Jika Anda seorang CEO perusahaan sumber daya asal Australia yang masuk ke China, misalnya, Anda jangan membawa ‘gadget’ Anda ke China," sebutnya.
Sejumlah perusahaan tambang Australia mengatakan, mereka semakin waspada akan upaya peretas atau ‘hacker’ yang coba mengakses informasi
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang
- 'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Krisis Telur, Sampai Terpaksa Impor
- Pemerintah Australia Umumkan Anggaran Baru, Ada Kaitannya dengan Migrasi