Perusahaan Tambang Australia Makin Sering Diserang Hacker China
Tapi bukan hanya hacker asing yang menyebabkan gangguan.
Simon Bennison, CEO Asosiasi Perusahaan Pertambangan dan Eksplorasi, mengatakan, hacker rumahan dengan agenda non-komersial juga menyebabkan masalah.
"Kami punya sejumlah contoh dari orang-orang yang telah meretas dan meminta tebusan kepada perusahaan, [mengatakan] jika mereka ingin database mereka kembali, mereka harus membayar sejumlah X dolar dan sebagainya," ungkapnya.
Sementara perusahaan tambang didesak untuk serius berinvestasi di pertahanan IT mereka, laporan itu memperingatkan bahwa ancamannya semakin canggih.
Para pakar keamanan cyber-pun setuju.
"Direktur intelijen nasional di Amerika Serikat telah memperingatkan bahwa serangan akan lebih parah dan dampaknya, bahwa serangan akan berubah dari pencurian data sederhana ke manipulasi data," sebutnya.
Ia mengatakan, laporan Pemerintah Australia tentang kebijakan keamanan cyber yang diterbitkan bulan berikutnya seharusnya menandakan inisiatif baru yang penting untuk meningkatkan kesadaran dan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk melindungi data mereka.
"Pemerintah memiliki peran yang sangat besar, tapi bagian terbesar akhirnya terletak pada perusahaan swasta dan masing-masing warga negara,” utara Simon.
Sejumlah perusahaan tambang Australia mengatakan, mereka semakin waspada akan upaya peretas atau ‘hacker’ yang coba mengakses informasi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata