Perusahaan Tolak Beli Sawit Warga
Jumat, 16 November 2012 – 12:53 WIB
Budi menyayangkan adanya kejadian tersebut. Tapi, karena masalah ini merupakan masalah global yang tidak hanya terjadi di kabupaten Muarojambi saja, maka mau tidak mau ini akan terjadi. Menurut Budi, kondisi sekarang lebih parah dari tahun 2008. ‘’ Tahun 2008, meski harga sawit murah, tapi perusahaan masih mau dibeli. Tapi sekarang, meski harga masih sedikit tinggi, tapi perusahaan sudah tidak bisa menampung lagi,’’ katanya.
Mengenai harga beli PTPN VI dibawah standar harga yang ditetapkan pemprov, Budi mengatakan keluhan warga telah dia tanggapi. “Begitu mendengar kabar PTPN membeli sawit di bawah standar, bupati langsung menginstruksikan saya untuk ke Sungai Bahar,” terangnya.
Hasil pantauannya di lapangan, menurut Budi, PTPN VI memang membeli buah sawit lebih murah dari standar provinsi. Pada Rabu lalu PTPN VI membeli sawit warga dengan harga Rp 780 per kg. Sementara, standar ketetapan provinsi sebesar Rp 1.228,69 per kg. Perbedaan harga tersebut cukup mencolok sekali, sehingga diprotes warga.
Terpisah, Beny, Kepala Bagian Sekretariat Humas PTPN VI ketika dihubungi Jambi Independent mengatakan, perbedaan harga sawit di PTPN dikarenkan, BUMN tersebut mengikuti ketetapan harga pasar dunia. “ Kalau harga pasarnya bagus, kita akan lebih di atas dari ketetapan. Tapi, karena harganya di bawah, kita mengikuti,” jelasnya.
SENGETI– Petani kelapa sawit (non plasma) makin resah. Selain harga tandan buah segar (TBS) yang makin anjlok (Rp200-500 perkilo), sejumlah
BERITA TERKAIT
- Standard Chartered Indonesia Pimpin Sejumlah Diskusi Strategis di Inggris
- Pertemuan Hangat Menko Airlangga dan Sekjen OECD Mathias Cormann, Ini yang Dibahas
- Rakor Oplah di Sulsel, Plt Dirjen Hortikultura Tekankan Pentingnya Pergerakan Cepat
- PLN Indonesia Power Raih Platinum Rank di Ajang ASRRAT 2024
- Mantap! PNM Raih Penghargaan di Ajang Investor Daily ESG Appreciation Night
- Investasi Pertamina Dinilai Penting untuk Kembangkan Bisnis & Jamin Ketahanan Energi Nasional