Perusakan Gereja di Sumsel Terkait Pilkades
jpnn.com, JAKARTA - Penyidik Polda Sumatera Selatan tengah menangani kasus perusakan Gereja Santo Zakaria di Ogan Ilir. Pelaku yang berjumlah enam orang itu masih terus dikejar oleh aparat.
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, kasus perusakan itu dipastikan bukan bermotif agama.
“Sudah ada titik terang itu bukan masalah agama, tapi masalah pemilihan kepala desa (pilkades),” kata dia, Kamis (15/3).
Setyo menambahkan, pelaku merasa tidak puas atas hasil pilkades itu karena diduga ada kecurangan.
Sehingga pelaku melakukan perusakan di gereja. “Sementara pelakunya masih dalam pengejaran, kami sudah kantongi identitasnya,” imbuh dia.
Sebelumnya Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Mohammad Iqbal mengatakan selain mengejar pelaku, penyidik juga mendalami motif perusakan yang dilakukan Kamis (9/3) pagi itu.
“Kami menduga ini motif pribadi. Tapi masih kami dalami karena berbagai kemungkinan bisa terjadi," ujar dia di Divhumas Polri, Selasa (13/3).
Mantan Kapolrestabes Surabaya ini menambahkan, hingga kini sudah ada tujuh saksi yang diperiksa. Semuanya berasal dari warga sekitar dan penjaga gereja.
Kasus perusakan gereja di Ogan Ilir, Sumsel dipastikan bukan bermotif agama. Polisi menyimpulkan perusakan itu terkait pemilihan kepala desa alias pilkades
- Warga Banyuasin Ditangkap Lantaran Terlibat Kasus Narkoba, Barang Buktinya Sebegini
- Penemuan Kerangka Manusia di Lahan Kosong Gegerkan Warga Tulung Selapan
- Ini Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Palembang
- Eddy Santana Soroti Buruknya Sistem Pendidikan di Sumsel
- Cegah Penyalahgunaan Narkoba, Herman Deru Akan Bangun Satu Desa Satu Rumah Tahfiz
- Eddy Santana Putra Sampaikan Visi - Misi pada Debat Pertama Pilgub Sumsel