Perusuh Bocor

Oleh: Dahlan Iskan

Perusuh Bocor
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Itu menu untuk sarapan! Dan hanya untuk 12 orang perusuh yang tersisa: lima dari Jakarta, dua dari Ketapang, Kalbar. Satu dari Kuala Lumpur. Satu dari Blitar. Satu dari Gresik.

Maka selesai senam, kami menyerbu meja panjang itu. "Senam tadi berhasil membuang 300 kalori. Lihat makanan ini bisa naik 1.000 kalori," celetuk Nicky.

Setelah sarapan mereka pun berkomentar. "Lain kali tidak usah di hotel. Di sini saja. Jauh lebih nyaman," ujar mereka.

Tentu DIC Farm tidak cukup kalau untuk 40 orang. Kecuali di musim kemarau nanti kebocoran sudah bisa diperbaiki: bisa untuk 10 orang.

Lantai atas rumah bambu itu sendiri sebenarnya menawarkan pemandangan sawah dan gunung yang indah.

Ada juga pemandangan kandang usaha ternak ayam yang agak kumuh. Terlihat juga sungai curam yang berbatu. Setiap saat suara airnya gemuruh –dan di malam hari terasa lebih menderu.

Pertemuan perusuh sendiri dilakukan di kolong rumah bambu itu. Sebagian di bawah kolong. Sebagian lagi di bawah pohon asam atau di sekitar sumur tua. Ada juga yang pilih sambil duduk-duduk di pinggir parit berair deras.

Ada dua topik yang dibahas di kolong rumah bambu itu: swasembada pangan dan swasembada pikiran.

Rumah bambu itu bocor. Rumah baru. Air menetes ke lantai. Nasib sebagian Perusuh Disway kali ini ternyata kurang baik. Inilah musim hujan pertama...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News