Perut Gunung
Oleh Dahlan Iskan
Sekarang kota Xichang tidak terisolasi lagi. Sejak ada jalan tol yang melewatinya. Yang menembus gunung-gunung tinggi. Yang melintang di atas lembah-lembah yang curam.
Jalan tol ke kota Xichang inilah yang videonya banyak beredar di Indonesia. Yang dramatik itu. Yang disebut 'tol di atas awan'. Atau 'tol langit'.
Tentu saya tidak bisa membuat video sebaik itu. Posisi saya di dalam mobil. Yang dilarang berhenti di jalan tol.
Saya hanya bisa memotret sebisa saya. Sedang video yang dramatik itu dibuat secara khusus. Pakai helikopter. Atau drone.
Di musim yang dipilih pula: yang awannya sedang menggelayut. Yang cahaya paginya masih penuh kabut. Yang puncak-puncak gunungnya masih penuh salju.
Saya ingin sekali lewat tol ini di bulan Januari. Agar bisa memperoleh suasana terbaik. Atau awal Desember. Pun pagi-pagi sudah harus tiba di lokasi ini.
Sedang perjalanan saya sekarang ini harus berangkat dari kota Chengdu. Ibu kota Provinsi Sichuan.
Biarpun jam 7 pagi sudah berangkat masih terlalu siang mencapai lokasi dramatik itu, apalagi hari itu hari libur nasional: Cing Ming. Yang banyak orang harus mudik. Ke kuburan leluhur. Jalan ke arah luar kota macet sekali.
Namun video yang indah itu pun tidak lengkap. Video itu tidak bisa menggambarkan yang satu ini: bagaimana kondisi di dalam terowongan. Di perut gunung. Yang salah satu terowongannya sepanjang 10 km.