Perwakilan Warga Sulut Korban Mafia Tanah Menagih Janji Menteri AHY, Presiden Jokowi dan Kapolri

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak tujuh orang perwakilan warga Sulawesi Utara (Sulut) yang mengaku jadi korban mafia tanah mendatangi kantor Kementerian BPN-ATR di Jakarta, Rabu (29/5/2024).
Namun, mereka menyatakan kecewa karena gagal bertemu Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Meykel Wureang, satu dari tujuh warga Sulut mengatakan kedatanganya di kantor Kementerian ATR/BPN untuk bertemu Menteri AHY guna mengadukan persoalan yang dihadapinya.
“Kami baru tiba di depan gerbang Kementerian (ATR/BPN, red), tak diizinkan masuk. Kami kecewa,” ujar Meykel Wureang, kemarin.
Selain Meykel Wureang, warga lain dari Sulut, yaitu Hendra Ekaristi Katoda, Rizky Janto Patuwo, Yetty Tulus, Nilam Savitry Ekung, Rooslyn Pandeiroot dan Miranty Mahadur.
Meykel menilai BPN di Manado dan Kementerian ATR/BPN kurang lebih sama.
“Kami datang dari Manado ke kantor kementerian (BPN-ATR), tetapi baru sampai di sini (gerbang) pintunya langsung cepat-cepat ditutup," ucap Meykel.
Meykel menagih janji Menteri AHY yang menyatakan siap gebuk mafia tanah.
Perwakilan Warga Sulut mendatangani kantor ATR/BPN untuk menagih janji Menteri AHY, Presiden Jokowi dan Kapolri untuk menggebuk mafia fanah.
- Kapolri Jenderal Listyo Membuka Orientasi XII HIKMAHBUDHI, Candra Aditiya Nugraha: Ini Kegiatan Berskala Nasional
- Kompolnas Minta Kasus Pengawal Kapolri Pukul Wartawan Harus Diproses
- Ajudan Kapolri Tempeleng Jurnalis, Pengamat: Nilai Humanis Hanya Jargon
- Tindakan Ajudan Kapolri Dianggap Bentuk Pelecehan Terhadap Kebebasan Pers
- Polisi yang Tempeleng Pewarta Foto di Semarang Siap-siap Kena Sanksi Tegas
- Pengawal Kapolri yang Pukul dan Ancam Wartawan di Semarang Minta Maaf, Nih Tampangnya