Pesan Damai dari Pesantren Ruseifah, Banyak Lahirkan Ulama, Tak Pernah Mengkafirkan
jpnn.com - PESANTREN Ruseifah memiliki banyak kemiripan dengan pesantren di Jawa, baik dalam tradisi, pelajaran, pemikiran, maupun adab. Mereka memegang prinsip untuk tidak pernah mengafirkan mereka yang berbeda pandangan.
ENDRAYANI DEWI, Makkah
BERADA di masjid kompleks Pesantren Ruseifah, Makkah, malam itu seperti sejenak diterbangkan kembali ke tanah air. Lir Ilir yang disenandungkan Sayyid Ahmad dan para santrinya di sela halaqah menjadi "mesin waktunya".
Lir ilir, lir ilir, tandure wis sumilir. Tak ijo royo-royo, tak sengguh temanten anyar. Cah angon-cah angon, penekno blimbing kuwi. Lunyu-lunyu ya penekno, kanggo mbasuh dodotiro...
Syair penuh makna karya Sunan Kalijaga itu hanyalah secuil bukti eratnya temali relasi antara Pesantren Ruseifah dan Indonesia.
Menurut Sayyid Ahmad bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Alawy Al Maliki Al Hasani, nama lengkap sang pemimpin pesantren, hubungan itu sudah lama sekali terjalin.
Ayahnya, almarhum Sayyid Muhammad bin Alawy Al Maliki, pada 1970-an sampai 1990-an sering menyambangi Indonesia. Karena itu, dia akrab dengan para habib dan kiai di tanah air, terutama di Jawa.
Misalnya, Sayyid Alwi Al Idrus, KH Maimoen Zubair, KH Abdullah Faqih, dan KH Basori Alwi. Dia meneruskan jejak ayah dan kakeknya yang pernah mengajar ulama terkemuka Indonesia, salah satunya KH Hasyim Asy`ari, kakek Gus Dur.
PESANTREN Ruseifah memiliki banyak kemiripan dengan pesantren di Jawa, baik dalam tradisi, pelajaran, pemikiran, maupun adab. Mereka memegang prinsip
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408