Pesan Habibie untuk Ilmuwan Indonesia di Belanda, Mengharukan

Padahal, semestinya ada jenjang associate professor yang harus dilalui sebelum bergelar profesor.
Juliana mengaku saat ini merasa lebih nyaman bekerja di luar negeri daripada di Indonesia. Meski demikian, dia menegaskan tetap mencintai tanah airnya.
Salah satu yang membuat dia kecewa adalah pengalaman seorang teman sesama periset dari Swiss yang hendak pulang kampung dan bekerja di Indonesia.
Rekannya itu mendapatkan bantuan peralatan laboratorium secara gratis dari kampusnya di Swiss. Tapi, untuk dibawa ke Indonesia, ternyata prosesnya rumit.
”Bahkan harus bayar pajak segala. Padahal, itu barang hibah dan untuk kepentingan riset,” ungkap dia.
Juliana yang sudah beberapa kali diundang ke Indonesia untuk berbagi pengalaman menerangkan, perlu ada hal fundamental yang mesti diubah dalam sistem pendidikan di perguruan tinggi Indonesia.
Yakni, dosen atau profesor sekalipun harus mendapat waktu lebih lama untuk membuat riset. Sebab, riset akan bisa mengembangkan keilmuan para dosen.
”Porsi kesibukan mengajar semestinya bisa dikurangi dan memberi waktu riset lebih lama,” tuturnya. (*/c5/c9/ari)
PARA ilmuwan diaspora yang tersebar di seluruh dunia dipanggil pemerintah. Selama sepekan mereka diminta menularkan ilmu untuk meningkatkan mutu
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara