Pesan Romantis Suami-Istri di Ponsel Ungkap Aksi Teror

Pesan Romantis Suami-Istri di Ponsel Ungkap Aksi Teror
Pesan Romantis Suami-Istri di Ponsel Ungkap Aksi Teror
Pesan Romantis Suami-Istri di Ponsel Ungkap Aksi Teror

Jaksa mengungkap, seorang perempuan muda yang dituduh merencanakan serangan teror bersama suaminya menggambarkan hubungan mereka sebagai "Bonnie dan Clyde Islami" dan menuliskan pesan perpisahan yang romantis kepada suaminya.

Pasangan suami istri Sameh Bayda dan Alo-Bridget Namoa, keduanya berusia 20 tahun, dituduh berkomplot merencanakan serangan teror.

Mereka ditangkap pada Januari 2016, hanya beberapa minggu setelah pernikahan mereka yang digelar secara Islam, dan sekarang menghadapi persidangan di Pengadilan Tinggi Downing Center.

Jaksa penuntut utama, Nicholas Robinson QC, mengatakan kepada polisi pengadilan bahwa mereka menemukan beberapa dokumen di telepon genggam dan komputer pasangan itu, serta sebuah pisau dan bendera Islami di tas tangan Namoa.

Surat perpisahan

Robinson mengatakan kepada pengadilan bahwa sebuah "pesan perpisahan yang romantis" dari Namoa ke Bayda di salah satu telepon genggam mereka mengungkap sebuah serangan teror akan dilakukan.

"Aku mencintaimu, jangan lupakan aku, semuanya akan selesai," kata Robinson sembari membaca tulisan Namoa.

"Aku akan merindukan wajahmu, aku ingin tahu bahwa kamu tersenyum saat kamu melompat keluar dari mobil tak peduli apa hasilnya. Paling tidak kamu tak membatalkannya.”

"Aku tahu kamu menginginkan ini sejak lama, aku sangat bangga denganmu dan aku tersenyum setiap kali memikirkannya."

Jaksa mengungkap, seorang perempuan muda yang dituduh merencanakan serangan teror bersama suaminya menggambarkan hubungan mereka sebagai "Bonnie dan Clyde Islami" dan menuliskan pesan perpisahan yang romantis kepada suaminya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News