Pesan Romantis Suami-Istri di Ponsel Ungkap Aksi Teror

Pesan Romantis Suami-Istri di Ponsel Ungkap Aksi Teror
Pesan Romantis Suami-Istri di Ponsel Ungkap Aksi Teror

Robinson mengatakan, dokumen lain mengacu pada penggunaan kendaraan bergerak dalam serangan teror dan menjelaskan bagaimana "melilitkan pisah ke sebuah kendaraan sehingga pembantaian akan menjadi lebih parah".

Jaksa utama mengatakan kepada pengadilan bahwa ketika Bayda ditanya tentang dokumen tersebut dalam rekaman wawancara polisi, ia menjawab bahwa hal itu adalah aksi "kreatif".

Bahan peledak rakitan

Polisi menduga, mereka juga menemukan dokumen yang merinci bagaimana membuat alat peledak rakitan dan cara membuat detonator, serta sejumlah swa-foto pasangan tersebut yang tengah menunjukkan isyarat tangan Islami yang terkenal.

Bayda dan Namoa tertawa saat persidangan berlangsung dan melambai serta melayangkan ciuman kepada para pendukung mereka.

Pada satu titik, Hakim Susan Horan memeringatkan terdakwa atas perilaku mereka, menggambarkannya sebagai tindakan yang "mengganggu".

Suami dan istri itu belum mengajukan permohonan.

Pengacara Geoffrey Foster mengatakan kepada pengadilan bahwa walaupun ada banyak bukti pengumpulan dan kepemilikan dokumen terkait teror, tidak ada bukti kesepakatan atau rencana khusus dari kliennya untuk melakukan serangan.

"Jaksa mengatakan bahwa ada persekongkolan, tapi mereka tidak bisa mengatakan kapan dan mereka tidak bisa mengatakan apa persekongkolan itu," kata Foster.

Jaksa mengungkap, seorang perempuan muda yang dituduh merencanakan serangan teror bersama suaminya menggambarkan hubungan mereka sebagai "Bonnie dan Clyde Islami" dan menuliskan pesan perpisahan yang romantis kepada suaminya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News