Pesanan Vaksin

Oleh Dahlan Iskan

Pesanan Vaksin
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Karena itu Pfizer dan Moderna menyatakan secara terbuka: tidak mau menghadiri KTT di Gedung Putih itu. Betapa beraninya. Daripada ditekan-tekan.

Pfizer juga berani mengumumkan ini: tidak bisa memenuhi permintaan tambahan dari pemerintah Amerika.

Jatah untuk Amerika adalah 100 juta. Itulah angka yang sudah dialokasikan. Sesuai dengan kontrak pembelian yang dilakukan Trump.

Tentu 100 juta itu tidak cukup. Amerika perlu sekitar 300 juta –dua kali suntik. Mungkin soal ini pula yang membuat Pfizer menolak diundang ke Gedung Putih.

Padahal Trump-lah yang menetapkan program Operation Warp Speed. Yang bisa mempercepat penemuan dan produksi vaksin Covid. Yakni dengan cara memberi dana triliunan kepada pabrik obat. Sebagai 'uang pemesanan di muka' sebanyak 100 juta unit.

Dalam target Operation Warp Speed itu Pfizer mampu memproduksi 200 juta. Maka Trump menyangka 200 juta itu untuk Amerika sendiri.

Ternyata tidak. Pfizer melihat bukti pemesanan: Amerika 'hanya' pesan 100 juta. Maka selebihnya ia jual ke negara-negara lain. Termasuk Inggris.

Uangnya pun sudah diterima. Barang harus dikirim.

Dari sudut handling di lapangan, saya merasa vaksin Sinovac lebih cocok dengan 'budaya' sembrono kita.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News