Pesantren Anak Mantan Teroris, Dibangun Eks Napi Perampokan CIMB

Pesantren Anak Mantan Teroris, Dibangun Eks Napi Perampokan CIMB
Suhardi Alius. Foto: dok.JPNN.com

“Mudah-mudahan, di sini (pesantren Ghozali), dapat meluruskan paham aktivis Islam yang terpapar radikalisme,” ujar dia. 

Sementara, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Suhardi Alius meminta, masyarakat untuk tidak mengucilkan anak-anak mantan teroris. 

Dia bilang, sejatinya anak-anak mantan teroris ini harus dirangkul. Menurut dia, anak-anak para mantan teroris harus diberikan pemahaman tentang bahaya radikalisasi. 

Suhardi menambahkan, generasi muda harus diajarkan betapa Islam adalah agama yang damai. Bahkan, Islam adalah agama rahmatan lil alamin. 

“Islam itu penuh kasih sayang. Siapapun yang punya masa lalu, biarlah berlalu. Marilah kita gapai masa depan,” sambung Suhardi. 

Lain halnya dengan Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Rudy Sufahriadi. Dia mengaku, tidak bangga saat dirinya menembak teroris. Bahkan, Penanggung jawab Operasi Tinombala ini malu jika melukai teroris saat penindakan.

"Kami tidak bangga menembak teroris. Kami prihatin apabila melakukan tindakan itu," ungkap Rudy.

Dia bilang, memutus mata rantai gerakan teroris, sejatinya melakukan tindakan persuasif. Salah satunya membangun wadah-wadah deradikalisasi sebagaimana yang dibuat Ghozali.

MEDAN - Pesantren Darusy Syifa di Dusun 4, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang, Sumut, diharapkan menjadi tempat belajar bagi anak-anak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News