Pesantren di Era Bonus Demografi: Kaesang dan Gebrakan Pendidikan yang Progresif

Oleh: Sayyid Alfa

Pesantren di Era Bonus Demografi: Kaesang dan Gebrakan Pendidikan yang Progresif
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep bertemu dengan Habib Luthfi bin Yahya di Pekalongan. ANTARA/HO-PSI

Dengan memanfaatkan keahlian teknologi informasi, Kaesang dapat membantu memperkenalkan kurikulum yang lebih modern, memperluas akses terhadap sumber daya digital, dan mendukung program-program kewirausahaan di kalangan santri.

Kaesang melalui Partai Solidaritas Indonesia dapat menjadi penggagas dan pendukung utama dalam advokasi pendidikan modern di pondok pesantren.

Melalui pembuatan kebijakan dan inisiatif legislasi, PSI dapat mengupayakan dukungan pemerintah dan masyarakat untuk memasukkan unsur-unsur kurikulum modern, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, dan kewirausahaan, ke dalam pondok pesantren.

PSI memiliki rekam jejak sebagai partai yang mengakomodasi aspirasi generasi millennial dan generasi Z, termasuk kelompok santri.

Dengan visi progresif dan inklusif, PSI dapat menjadi wadah bagi generasi muda dan masyarakat yang berada di lingkungan pesantren.

Sebagai produk dari generasi yang sama, Kaesang bisa menerjemahkan dan mengartikulasikan aspirasi, harapan, dan tantangan yang dihadapi oleh anak muda dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan partisipasi.

PSI juga berusaha memahami realitas dan kebutuhan santri. Dengan memahami lingkungan pesantren dan budaya santri, PSI dapat menciptakan kebijakan yang lebih relevan dan mendukung perkembangan pendidikan di pondok pesantren.

Dewasa ini, jumlah pesantren di Indonesia telah tercatat lebih 11.000 buah dengan jumlah santri lebih dari 2.500.000.

Pesantren dalam menyikapi perkembangan zaman, tentunya memiliki komitmen untuk tetap menyuguhkan pola pendidikan yang mampu melahirkan SDM handal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News