Pesawat Lion Air PK-LQP Alami Masalah Sensor AOA

Sebuah sensor penting yang merupakan subjek dari peringatan keamanan Boeing telah diganti pada pesawat Lion Air sehari sebelum jatuh ke Laut Jawa dan mungkin memperburuk masalah lain yang terjadi pada pesawat, demikian diungkapkan penyidik.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan pihaknya telah memiliki kesepakatan dengan Boeing mengenai prosedur yang harus didistribusikan oleh pembuat pesawat secara global tentang bagaimana awak penerbangan dapat menangani masalah pada sensor "angle of attack" atau sensor AOA menyusul kecelakaan yang terjadi pada 29 Oktober yang menewaskan seluruh 189 orang di dalamnya.
Para ahli mengatakan bahwa sensor AOA merupakan parameter penting yang membantu komputer pesawat memahami apakah ujung hidung pesawatnya terlalu tinggi dibandingkan dengan arus udara.
Sensor tersebut memantau sudut hidung pesawat relatif terhadap udara yang mendekat untuk mencegah pesawat berhenti dan meluncur ke darat.
Namun sebuah pernyataan dari Boeing mengatakan peringatan keamanan, telah dikirim ke maskapai penerbangan minggu ini, yang memberikan pengarahan bagi awak penerbang ke pedoman yang ada tentang bagaimana mereka harus menanggapi data AOA yang keliru.
Belum jelas apakah Boeing berencana memperbarui panduan itu, meskipun komentar dari pejabat Indonesia mengindikasikan bahwa mereka mengharapkan demikian.
Isu indikator kecepatan udara dan sensor
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan kesalahan pada indikator kecepatan pesawat yang terjadi pada empat penerbangan terakhir pesawat Lion Air PK-LQP, yang diungkapkan oleh analisis perekam data penerbangan, terkait dengan masalah sensor AOA tersebut.
"Intinya adalah bahwa setelah alat AOA [sensor] diganti, masalahnya tetap tidak terpecahkan, tetapi masalahnya bahkan mungkin meningkat. Apakah ini fatal? KNKT ingin mengeksplorasi ini," katanya.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia