Pesawat Menabrak Awan, Menukik, Blaarrrr...

Pesawat Menabrak Awan, Menukik, Blaarrrr...
Pesawat AirAsia. Foto: Int

Tak lama kemudian terdengar suara dentuman keras. Hatman menduga mesin pesawat saat meluncur kencang sudah dalam keadaan mati.

Ia mengaku posisi kapalnya dengan pesawat hanya berjarak sekitar 750 depa. “Kalau meter saya tidak tahu Mas. Nelayan (di sini) seperti kami tahunya cuma (dengan istilah) depa,” ujarnya.

Setelah kembali melaut, terang Hatman, dia langsung menceritakan kejadian yang disaksikan kepada perangkat Desa Kubu, Aliansyah, yang selanjutnya diteruskan ke polisi perairan Polres Kobar.

Aliansyah sendiri membenarkan cerita Hatman. “Karena cuaca di laut buruk, keterangan Hatman tidak langsung ditindaklanjuti,” ucap Aliansyah ditemui terpisah di rumahnya.

Meski saat ini sejumlah jenazah sudah ditemukan, namun lokasi pasti jatuhnya pesawat belum diketahui.

Untuk itu, harap Aliansyah, dia ingin Basarnas mempertimbangkan kesaksian Hatman.  “Hatman lebih tahu detail (jatuhnya pesawat), karena jaraknya lebih dekat dengan lokasi dibanding saksi-saksi lain,” katanya.

Aliansyah mengaku sudah bicara kepada Hatman bahwa satu-satunya motif memberi kesaksian murni karena kemanusiaan. “Sedikitpun dia (Hatman) tidak punya niat untuk mendapat hadiah, dia hanya ingin pesawat dan korban yang belum dievakuasi ketemu,” pungkas Aliansyah.

Sementara itu, Kapten Kapal TB Ocean Raider 15, Dimyadi, sudah mendengarkan keterangan dari Hatman tersebut. Menurutnya, jika saat itu Hatman berada di Gosong Senggoro, dia memperkirakan jatuhnya pesawat AA QZ8510 itu 50 mil di laut dalam selatan.

PAN GKALAN BUN – Detik-detik jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 sempat disaksikan dari jarak sangat dekat oleh dua nelayan.     Hatman

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News