Pesawat N219 Kurang Dana untuk Penuhi Jam Terbang
jpnn.com, BOGOR - Pesawat N219 (Nurtanio) telah sukses uji terbang tahun lalu. Konsentrasi tahun ini adalah mengurus sertifikasi.
Namun, proses ini terancam mandeg di tengah jalan. Sebab masih ada kekurangan anggaran puluhan miliar.
Dirjen Penguatan Inovasi (PI) Kemenristekdikti Jumain Apple mengatakan, untuk sertifikasi butuh 340 jam terbang. Dan, untuk satu kali terbang, dibutuhkan anggaran sampai Rp 250 juta.
Jadi, untuk menyelesaikan keseluruhan proses jam terbang sertifikasi, dana yang dibutuhkan mencapai Rp 75 miliar lebih.
"Persoalannya tidak ada anggarannya di Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, red)," katanya di sela Rapat Kerja Ditjen PI Kemenristekdikti di Bogor, Kamis (1/2).
Sempat muncul desakan supaya suntikan dana sertifikasi pesawat berkapasitas 19 penumpang diambilkan dari anggaran Kemenristekdikti.
Namun, sampai saat ini belum diputuskan. Dia tidak ingin proses sertifikasi N219 berhenti di tengah jalan.
"Kalau tidak (berlanjut, red) nasibnya sama dengan pesawat N-250. Jangan sampai mangkrak lagi," tutur Jumain.
Pesawat N219 (Nurtanio) butuh 340 jam terbang untuk syarat sertifikasi. Sekali terbang dibutuhkan anggaran sampai Rp 250 juta.
- Hamdalah, Pesawat N219 Terima Type Certificate, Siap Diproduksi
- Di Luar Negeri, Pilot tak Kejar Jam Terbang, Mengapa?
- Bandingkan Gaji Pilot Asing dengan Lokal, Jauh
- Gubernur Ingin Beli Pesawat N219 untuk Ambulans
- Pesawat N219 Karya Anak Bangsa, 100 Persen
- Pesawat N219 Kado Spesial HUT RI, Diterbangkan Pilot Perempuan