Pesawat Perintis Buatan Lokal Canggih, Tapi Sayang,...
jpnn.com - BANDUNG -Enginer Indonesia tidak kalah hebatnya dengan asing. Ini dibuktikan dengan diproduksinya pesawat perintis tipe N219 dilengkapi twinengine dan lebih canggih dari pesawat perintis yang beroperasi di Indonesia saat ini.
Hanya saja, meski N219 yang dibuat oleh teknisi PT Dirgantara Indonesia (DI) lebih canggih, menurut Direktur Produksi Arie Wibowo, pesawat tersebut kurang dilirik pengusaha airlines lokal. Mereka memilih membeli pesawat luar yang hanya dilengkapi single engine sehingga sangat berbahaya ketika menghadapi situasi sulit dalam penerbangan.
"Pesawat N219 memiliki dua mesin, sehingga ketika satu mesin mati, yang lainnya bisa dioperasikan," ujar Arie Wibowo kepada JPNN di sela-sela kunjungan ke hanggar PT DI, Rabu (25/11).
Kelebihan N219 lainnya adalah bisa terbang dengan kecepatan rendah dan bisa tetap dikontrol. N219 juga tidak butuh landasan pacu lebih panjang, cukup 300 meter saja.
"Pesawat N219 sengaja didesain untuk daerah perintis. Nantinya akan kami produksi besar-besaran pada 2017 usai diresmikan Presiden Jokowi. Harganya kami banderol USD 5 juta," terangnya.
Ditanya siapa saja yang sudah memesan N219, Arie Wibowo mengungkapkan, sudah 150 yang melakukan letter of content, salah satunya Kartika Airlines. Sedangkan dari luar negeri adalah Thailand, Myanmar, Croasia, dan Filipina.
"Kalau perusahaan lokal seperti Garuda Indonesia dan Susi Air tidak beli pesawat PT DI. Kami bisa pahami karena Garuda lebih memilih Boeing dan Airbus. Sedangkan Susi Air pesawat perintisnya sudah terlalu banyak jadi tidak butuh pesawat buatan dalam negeri," kata Arie sambil tertawa. (esy/jpnn)
BANDUNG -Enginer Indonesia tidak kalah hebatnya dengan asing. Ini dibuktikan dengan diproduksinya pesawat perintis tipe N219 dilengkapi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi