Pesawat Rakitan yang Terbang sampai Malaysia

Pesawat Rakitan yang Terbang sampai Malaysia
Pesawat Rakitan yang Terbang sampai Malaysia
 

Perakitan motor dibagi dalam lima pos. Satu pos diisi dua orang. Pada pos satu, siswa memasang blok mesin pada kerangka motor. Pos dua, memasang roda depan dan injakan kaki. Pos tiga, memasang lampu belakang dan pedal. Pos empat, memasang knalpot, cover body, dan soket lampu. Pos terakhir,  memasang jok. "Tiap hari kami bisa menghasilkan empat sampai lima motor," ujarnya.

 

Saat ini sudah dihasilkan 45 motor. Yang telah laku 30 motor. Sebelum produk itu dijual, PT Inti Kanzen Motor Indonesia mengecek standar mutunya. "Kualitas dicek dulu. Mesin dites dulu. Jangan sampai produk yang diluncurkan di pasaran berkualitas bawah," kata Yopi Soepriyono, guru pendamping.

 

Pemasaran produk semula dilakukan di kalangan pelajar dan sekolah. Mereka bisa kredit melalui koperasi sekolah. "Mulanya, kami promosi di kalangan guru dan murid," kata Yopi. Setelah itu, secara bertahap mengepakkan sayap ke luar. Siswa membuka showroom di sekolah dan beberapa tempat. Sayang, penjualan motor belum maksimal karena banyak pembeli yang memilih pembayaran dengan kredit. Padahal,  modal yang dibutuhkan cukup besar.

 

Karena itu, melalui pameran pendidikan tersebut, SMKN 4 memperkenalkan produk mereka. Apalagi harganya di bawah motor Kanzen di pasaran. "Hasil rakitan kami tidak kalah dengan pasaran kok," ujar Heru. Dia berharap agar setelah lulus nanti bisa buka usaha sendiri. Dia bersama kawan-kawannya ingin merintis usaha merakit motor.  "Sejak kecil, saya sudah hobi bongkar-bongkar mesin," kata siswa kelahiran tahun 1992 itu. (*/cfu)

Slogan SMK Bisa dalam iklan layanan masyarakat tidaklah berlebihan.  Setidaknya, siswa SMKN 29 dan SMKN 4 Jakarta bisa membuktikan itu. SMKN


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News