Pesawat Rongsokan Disulap Jadi Hotel 'Wah'
Bekas Restoran, Kini Tarif Per Malamnya Rp 5 Jutaan
Minggu, 19 Juli 2009 – 12:46 WIB
"Semua fasilitas terbaik dari sebuah hotel ada di hotel ini," kata Thijssen berpromosi, seperti dikutip Daily Mail. Ya, Hotel Honecker itu memang berfasilitas lengkap ala hotel bintang lima. Ingin bersantai sambil berjacuzi? Ada. Atau mungkin membuang lemak dengan sauna? Tersedia juga. Tak ketinggalan bar, dapur, televisi layar datar, dan internet nirkabel.
Baca Juga:
Oya, untuk tempat tidur, kokpit telah disulap menjadi sebuah kamar eksklusif dengan interior serba putih. Menurut Thijssen, desain kokpit yang menjadi kamar itu tak banyak diubahnya. Di hotel pesawat sepanjang 40 meter tersebut, juga ada ruang pertemuan yang mampu menampung 15 orang sekaligus. "Jadi, penyewa bisa menggelar pesta kecil dengan nyaman," kata Thijssen.
Istimewanya lagi, hotel ini menawarkan sensasi kehidupan di bandara. Ya, karena masih berada di kawasan bandara, cukup membuka jendela, pesawat yang naik-turun di Bandara Tauge bisa disimak dengan gamblang. Cocok untuk mereka yang ingin menikmati fasilitas pesawat mewah, tapi takut terbang. Nah, untuk bisa menikmati semua fasilitas dan sensasi tersebut, penyewa harus siap merogoh kocek 350 euro (Rp 5 jutaan) per malam untuk dua orang.
Lalu, dari mana nama Honecker untuk hotel tersebut berasal? Honecker diambil dari Erich Honecker, mantan presiden Jerman Timur periode 1971 hingga 1989. Kekuasaannya berakhir ketika Tembok Berlin runtuh dan Jerman Timur serta Barat melakukan unifikasi. Pesawat yang jadi Hotel Honecker itu memang punya nilai sejarah tinggi. Sebelum pensiun mengudara pada 1988, pesawat tersebut merupakan pesawat kepresidenan Honecker. Dengan pesawat itulah Honecker menyembangi para kamerad koleganya di negara-negara komunis macam Kuba, Rusia, Tiongkok, dan Vietnam.
Ben Thijssen harus mengeluarkan uang Rp 6,5 miliar untuk mengubah pesawat produksi 1960an menjadi sebuah hotel dengan fasilitas bintang lima. Dulu
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408