Pesawat Rusia Jatuh, 44 Tewas
Rabu, 22 Juni 2011 – 06:49 WIB
"Menurut informasi terbaru, 52 orang berada di pesawat. 44 tewas dan 8 luka-luka," kata Juru Bicara Kementerian Darurat Irina Andianova kepada kantor berita RIA Novosti. Menurut sumber-sumber penerbangan Rusia, selain cuaca buruk di daerah tersebut, penyebab kecelakaan diduga juga kesalahan manusia. Media-media Rusia melaporkan, pesawat tersebut tampaknya gagal mencapai landasan pacu dan terpaksa mendarat darurat di jalan tol. Namun, karena tak bisa mendarat secara mulus, pesawat terbakar.
Baca Juga:
Pesawat langsung meledak di jalan sekitar 0,6 mil (1 km) dari landasan pacu Bandara Besovets, 430 mil barat laut Moskow. Pesawat milik RusAir berpenumpang 43 orang dengan sembilan kru itu terbang dari Domodedovo, Moskow, menuju Petrozavodsk. RusAir sendiri menolak berkomentar. Sebagian besar penumpang berkewarganegaraan Rusia dan Swedia.
Sesaat setelah insiden, petugas penyelamat melihat mayat-mayat berserakan di jalanan. Delapan orang selamat dalam musibah itu. Namun, mereka menderita luka-luka serius dan saat ini dirawat di RS Petrozavodsk. Di antara mereka ada seorang pramugari yang ditemukan masih hidup. Dia adalah satu-satunya awak pesawat yang selamat dalam kejadian itu.
Korban terluka lain adalah bocah laki-laki 10 tahun bernama Anton Terekhin. Dia dilaporkan selamat bersama kakak perempuannya, Anastasia Terekhin, yang berusia 14 tahun. "Keadaaan mereka kritis. Kakak-adik itu berasal dari Kepulauan Sakhalin. Keduanya dan enam korban lain yang terluka berat dibawa ke RS," kata pejabat Kementerian Keadaan Darurat Karelia kepada Reuters.
MOSKOW - Insiden tragis kembali terjadi di dunia penerbangan. Kali ini sebuah pesawat Rusia, Tupolev Tu-134, jatuh di Republik Karelia, Senin malam
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan