Pesawat TNI AU Jatuh dan Menimbulkan Korban, Imparsial Singgung Tanggung Jawab Menhan

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Direktur Imparsial Ardi Manto Adiputra belasungkawa sedalam-dalamnya kepada TNI, utamanya keluarga pilot tempur yang menjadi korban meninggal dalam peristiwa jatuhnya pesawat TNI AU EMB-314 Super Tucano di Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/7).
"Kami berharap peristiwa serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang," kata Ardi dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat (17/11).
Imparsial mencatat sejak 2015 hingga kini setidaknya telah terjadi 19 kali kecelakaan alutsista di Indonesia.
Menurut Ardi, jatuhnya pesawat Super Tucano milik TNI AU merupakan petaka yang terus-menerus terjadi di lingkungan militer Indonesia. Sebab, pesawat serupa juga pernah jatuh di Malang pada 2016.
"Pesawat Embraer Super Tucano padahal termasuk dalam golongan alutsista baru yang melengkapi jajaran TNI AU pada tahun 2012," ucapnya.
Jatuhnya 2 pesawat Super Tucano di Bromo menggenapi jumlah Super Tucano TNI AU yang jatuh menjadi 3 pesawat.
"Hal ini merupakan kondisi yang memprihatinkan mengingat selama ini TNI AU hanya memiliki 16 pesawat sejenis sehingga saat ini cuma tersisa 14 pesawat Super Tucano dalam inventori TNI AU," tuturnya.
Di tengah kondisi yang memprihatinkan tersebut, kata Ardi, sudah seharusnya pemerintah melakukan investigasi secara serius.
Imparsial berbelasungkawa kepada TNI dan keluarga pilot tempur yang meninggal dalam jatuhnya pesawat TNI AU. Singgung tanggung jawab menhan.
- RUU TNI Dibahas di Panja, Syamsu Rizal Soroti Mekanisme Penempatan hingga Anggaran
- Soedeson Tandra DPR Apresiasi Kapolri Menindak Tegas Kepada Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar
- Kejaksaan Didukung Penuh Prabowo untuk Bereskan Korupsi Minyak Mentah
- Menhan Sjafrie Sjamsoeddin Menerima Tanda Kehormatan Tertinggi dari TNI
- Wakasal Sematkan Tanda Kehormatan Bintang Jalasena Utama Kepada Menhan dan Kepala BIN
- Komisi III Dukung Sanksi PTDH untuk Oknum Polisi Terlibat Pemerasan di Kepri