Pesepatu Roda di Jalan Gatot Subroto Ternyata Masih Pelajar
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Peserosi) Provinsi DKI Jakarta Muhammad Sal mengungkapkan sebanyak 24 orang pesepatu roda yang melintas di Jalan Gatot Subroto, Ahad, pada Minggu (8/5).
Ketua persatuan yang disapa Ichal tersebut juga mengaku mereka masih berusia anak sekolah atau pelajar.
Dia berharap persoalan tersebut bisa menjadi pelajaran agar tidak terulang lagi di kemudian hari.
"Sebenarnya kami mohon maaf bagaimanapun sudah terjadi. Memang yang ikut itu sekitar 24 orang. Jadi, saya mohon maaf sudah terjadi. Tolonglah bagaimanapun anak-anak ini masih perlu bimbingan dan arahan," ujarnya di Kantor Subdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya di Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (10/5).
Selain itu, Ical juga berharap persoalan itu tidak diperpanjang karena anak-anak tersebut tengah dididik menjadi atlet pesepatu roda.
"Kalau diviralkan segala macam kasihan moral mereka. Ini anak-anak pelajar semua yang ke depannya masih bisa menjadi kader-kader bangsa kita, tolonglah bimbing kami," ucap Ical.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo menyatakan telah menerapkan sanksi berupa represif non yustisial terhadap para pesepatu roda tersebut.
Sanksi represif non yustisial ini adalah tindakan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku tanpa terlebih dulu melalui proses peradilan.
Ketua Peserosi Provinsi DKI Jakarta Muhammad Sal mengungkapkan sebanyak 24 orang pesepatu roda yang melintas di Jalan Gatot Subroto.
- Pemkot Palembang Buka 10 Ribu Tabungan Gratis untuk Pelajar
- Tak Ingin Hoaks Merambah ke Pelajar, AKP Sumaryadi Datangi SMAN 1 XIII Koto Kampar
- Cegah Pelajar Terlibat Narkoba, Polres Indragiri Hulu Gelar Tes Urine Mendadak di Sekolah
- Bea Cukai Mengenalkan Pendidikan Kepabeanan Lewat Kunjungan ke Sekolah-Sekolah
- Mahasiswa UTA 45 Ajak Pelajar Jakarta Utara Bedah Isu Pemenuhan Hak Disabilitas
- KND Dorong Mahasiswa & Pelajar jadi Agent of Power Pengikis Stigma Negatif terhadap Penyandang Disabilitas