Peserta AYEP Rasakan Masakan Bubur Pedas Kalimantan Barat
Caranya, mereka menggabungkan semua bahan makanan yang mereka miliki, termasuk semua bahan yang tersisa di dapur mereka.
Dari potongan sayuran dan sisa nasi, tetapi diubahnya menjadi bubur, sehingga cukup bagi semua anggota keluarga.
Dulu konon harus ada empat puluh bahan makanan dan bumbu untuk membuat bubur pedas. Tetapi tradisi ini berubah seiring waktu.
Suasana saat mengkonsumsi bubur pedas bersama. Foto: Liam Taylor.
Sekarang warga Sambas membuat bubur pedas dengan berbagai macam sayuran. Tapi, daun kesum adalah tetap bahan utama. Bubur pedas juga tidak hanya dikonsumsi di saat tertentu, seperti saat upacara adat, tetapi dapat dimasak setiap hari.
Warga desa Sambas masih mempertahankan tradisi ini, meskipun mereka juga sudah tidak mengalami kesusahan.
Rupanya justru ini menjadi hal yang baik untuk mengingatkan kita semua. Kita bisa jadi sudah melalui masa-masa sulit sebelumnya, tapi masih bisa bertahan dan tetap rendah hati, karena pernah tahu rasanya saat semua serba kekurangan.
Tulisan ini dibuat oleh Risni Ade Sandra. Ade sedang menyelesaikan sekolahnya, yakni gelar Master Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Jambi. Ade adalah peserta Australia-Indonesia Youth Exchange dari Jambi.
Para peserta pertukaran pemuda Australia Indonesia atau AIYEP mendapatkan pengalaman kuliner yang luar biasa saat tinggal bersama keluarga angkat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata