Peserta Bule Puji Prosesi Tanah-Air dan Semangat Gowes Nusantara
Dia kemudian melanjutkan prosesi tersebut dengan memberikan kendi berwarna emas kepada perwakilan Kemenpora, Asisten Deputii III Kemenpora Arifin Madjid.
Tanah tersebut menurut Ahyar sangat keramat karena diambil dari wilayah Kota Tua Ampenan. Tanah tersebut dianggap sebagai tanah awal yang diinjak manusia di Mataram.
Di situ dianggap juga sebagai tanah perekat, yang menjadi kawasan masyarakat asli, pendatang dari Tionghoa, Arab, dan wilayah lainnya bersatu.
"Kami menyatakan, bahwa kami mengajak kepada seluruh daerah lainnya untuk menyatukan diri, dan tak mengoyak-ngoyak NKRI. Kami tegaskan, tanah dan air ini untuk disatukan, kami siap menjaga dan melawan siapapun yang ingin mengoyak-ngoyak NKRI," tegas Ahyar.
Usai upacara penyerahan, prosesi start pun dilakukan. Dipimpin Walikota dan Pejabat Kemenpora yang hadir, pelepasan berlangsung setelah satu jam prosesi upacara sakral penyerahan suci untuk tanah-air dilakukan.
Rute Gowes Pesoan Nusantara 2017 di Kota Mataram mengambil start dan fini yang berbeda.
Dimulai dari jalan raya depan kantor Wali Kota yang sengaja ditutup, pegowes terus melaju ke arah bundaran perempatan Cakra yang menjadi ikon selamat datang Mataram.
Rute kemudian dilanjutkan menuju Selaparang, atau bandara lama di Lombok yang kini tak lagi digunakan.
Gowes Pesona Nusantara (GPN) 2017 Etape "Bersepeda untuk Semua" akhirnya selesai digelar di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Minggu (9/7) pagi.
- BPKP Usulkan Rancangan Kebijakan MRPN Lingkup Pemerintah Daerah
- Pengamat Tata Kota Sebut Aparat Lemah kepada Preman Bisa Hilangkan Kepercayaan Publik
- Pembongkaran Pasar Tumpah Bogor Dibatalkan, Warga Ancam Bongkar Sendiri
- Sembilan Inorga Ramaikan Jakarta Sport Festival 2024
- Mak-Mak Majelis Taklim Dukung Rena Da Frina Pimpin Kota Bogor
- Preman Pasar Tumpah Bogor Provokasi Tolak Penggusuran, IPW: Polisi Jangan Kalah