Peserta WHV Asal Indonesia Merasa Kerja di Australia Utara Tak Sesuai Harapan

Peserta WHV Asal Indonesia Merasa Kerja di Australia Utara Tak Sesuai Harapan
Kostariana  Surbakti bekerja di beberapa tempat di Darwin untuk mendapatkan upah yang cukup. ()

"Berdasarkan informasi yang saya pernah dengar sebelumnya, mungkin dalam beberapa bulan lagi yaitu saat musim hujan, grafik pengunjung khususnya pada kota Darwin akan menjadi lebih menurun."

"Jadi kemungkinan besar jam kerja saya mungkin akan berkurang."

"Tetapi saya masih positif kalau saya pasti akan dapat memaksimalkan kesempatan yang ada," katanya.

'Ekspektasi tidak seindah realitas'

Darwin dan seluruh daerah yang masuk Northern Territory atau Kawasan Australia Utara, masuk dalam wilayah regional sehingga peserta WHV yang bekerja di negara bagian ini bisa memenuhi syarat untuk mendapatkan visa tahun kedua, setelah bekerja setidaknya 88 hari serta harus memenuhi persyaratan lainnya.

Tak heran jika Darwin menjadi salah satu kawasan yang populer bagi peserta WHV, seperti Marcelllinus Gunawan, usia 22 tahun asal Surabaya.

Marcel baru lima minggu berada di Australia dan saat ini bekerja sebagai 'kitchen hand' di Darwin Convention Center, sebagai tenaga pembersih di dapur.

Ini menjadi pekerjaan keduanya, dengan pekerjaan pertama membantu menurunkan tangkapan udang dari kapal yang didapatnya secara tidak sengaja.

Suatu hari ia mendatangani pelabuhan di Darwin setelah mendapat informasi jika ada kapal yang butuh tenaga, tapi Marcel ternyata mendatangi kapal yang salah.

Mencari kerja di sejumlah daerah di Australia menjadi tidak mudah, karena persaingan yang meningkat akibat pekerja asing yang membanjiri sejumlah industri Inilah pengalaman anak-anak muda yang sedang berlibur sambil kerja di Australia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News