Peserta WHV Asal Indonesia Merasa Kerja di Australia Utara Tak Sesuai Harapan

Peserta WHV Asal Indonesia Merasa Kerja di Australia Utara Tak Sesuai Harapan
Kostariana  Surbakti bekerja di beberapa tempat di Darwin untuk mendapatkan upah yang cukup. ()

Laurencia sedang berusaha untuk bisa mendapatkan visa WHV tahun ketiga, dengan syarat harus bekerja selama enam bulan di kawasan regional.

Ia pernah tinggal dan bekerja di berbagai kota regional di sana seperti Mackay, Townsville, Cairns, Mareeba, Rockhampton dan Munduberra.

Pekerjaan yang pernah dijalaninya antara lain tenaga pembersih di sebuah lokasi pertambangan, serta berbagai pekerjaan di bidang pertanian seperti pemetik dan mengepak buah-buahan.

Tapi ia tidak terlalu merekomendasikan langsung pergi ke kawasan regional bagi yang peserta WHV yang baru datang.

"Saya kurang merekomendasi WHV yang baru tiba langsung ke regional area tanpa persiapan yang matang," katanya.

"Mulai dari harus bisa nyetir, punya kendaraan sendiri, tanpa kendaraan di sini membuat kita tidak  bisa kemana- mana, karena tranportasi publik terbatas."

Selain itu dari pengalamnnya menunjukkan pekerjaan di bidang pertanian bergantung pada kondisi cuaca.

"Bila hujan berarti tidak bekerja dan tidak punya penghasilan, sedangkan biaya hidup di sini tinggi."

Mencari kerja di sejumlah daerah di Australia menjadi tidak mudah, karena persaingan yang meningkat akibat pekerja asing yang membanjiri sejumlah industri Inilah pengalaman anak-anak muda yang sedang berlibur sambil kerja di Australia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News