Peserta WHV Mungkin Tak Lagi Butuh Petani Setelah Aturan Visa Diubah
"Kami sudah kekurangan tenaga kerja, sehingga mengizinkan backpacker untuk bekerja 88 hari di sektor pariwisata atau perhotelan hanya akan semakin memperburuk masalah ini," katanya.
Federasi Petani Nasional (NFF) juga mengkritik langkah tersebut karena kemungkinan akan mengurangi tenaga kerja yang tersedia, terutama bagi petani di wilayah utara dan daerah terpencil.
Ketua NFF, Tony Mahar mengatakan perubahan itu terutama akan merugikan industri peternakan sapi di wilayah utara, yang selama ini mempekerjakan para 'backpacker'.
Dia mengatakan langkah itu telah membatalkan hubungan positif setelah pengumuman visa pertanian baru.
"Keputusan terakhir ini membuat frustrasi para petani karena sepertinya Pemerintah mencoba memberi dengan satu tangan dan menerima dengan tangan yang lain," kata Tony.
Asosiasi Petani Wilayah Utara mengaku kaget dengan "langkah pemerintah federal untuk melemahkan kemampuan industri pertanian mengamankan pekerja pertanian".
"Keputusan [Menteri Imigrasi] Alex Hawke merupakan pukulan telak bagi industri yang sudah kesulitan mencari tenaga kerja akibat penutupan perbatasan dan kekurangan pekerja nasional," kata ketua asosiasi, Paul Burke.
Menteri Alex telah dihubungi untuk dimintai komentar.
Sekarang peserta WHV tidak diwajibkan lagi bekerja di sektor pertanian, jika mereka mau memperpanjang izin tinggal dan kerja di Australia
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Pupuk Indonesia Percepat Penebusan Pupuk Subsidi di Wonogiri untuk Dukung Musim Tanam
- Pupuk Indonesia dan Wapres Ajak Petani Tebus Pupuk Bersubsidi di Kegiatan Rembuk Tani
- Sambut Musim Tanam, Pupuk Indonesia Gelar Rembuk Tani
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati