Pesona Memudar, Macron Mulai Ditinggal Sekutu

Meski alasan yang Collomb paparkan masuk akal, para pengamat politik tidak percaya begitu saja. Menurut mereka, ada alasan yang jauh lebih besar di balik pengunduran diri Collomb. Apalagi, alumnus University of Lyon itu sebelumnya pernah mengungkapkan kegundahannya kepada publik.
Sejak awal September, Collomb berencana mundur dari jabatan menteri dalam negeri. Semula dia bakal mundur setelah Pemilu Uni Eropa 2019. Namun, keputusan tersebut mendadak berubah. Macron pun terpaksa menunjuk Perdana Menteri (PM) Edouard Philippe menjadi pelaksana tugas atau menteri dalam negeri sementara.
Pengunduran diri Collomb merupakan kehilangan besar bagi Macron. Bagi pemimpin 40 tahun itu, Collomb adalah mentor politiknya. Collomb pula yang banyak mendukungnya dalam kampanye presiden tahun lalu.
Pemerintah maupun para pakar tidak khawatir soal popularitas Macron yang kian turun. Menurut para pejabat pemerintahan, Macron sudah menjalankan tugasnya dengan sangat baik.
Menurut Sue Collard, pakar politik Prancis, popularitas pemimpin negara pasti turun di tengah pemerintahan. "Mungkin dia harus lebih berhati-hati dengan ucapannya. Itu saja," tuturnya. (bil/c14/hep)
Emmanuel Macron baru menjabat presiden Prancis selama 16 bulan. Kini, popularitas presiden termuda dalam sejarah Prancis itu terus turun.
Redaktur & Reporter : Adil
- Presiden Macron: Serangan Israel di Beirut Tak Dapat Diterima
- Prancis Apresiasi Polres Tanjung Priok Tangkap Pelaku Pembegalan Warganya
- KADIN Indonesia Apresiasi Investasi Prancis dalam Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
- Jerman dan Amerika Diguncang Aksi Teror, Prancis Panik
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Kembangkan Bisnis, Anak Usaha ABMM Akuisisi Perusahaan Logistik Global Asal Prancis