Pet, Nyerempet Sejarah Topi Copet
Senin, 15 April 2019 – 13:53 WIB
Seperti dikisahkan Rosihan Anwar dalam buku Sejarah Kecil Petite Histoire Indonesia volume 4.
Pada 1927, Rosihan—wartawan legendaris Indonesia--masih berusia 5 tahun. Ia tinggal di Danguang-Danguang, Payakumbuh, tak jauh dari Suliki, kampung halaman Tan Malaka.
Di Danguang-Danguang, pada masa itu, Anwar gelar Maharadja Soetan, ayah Rosihan Anwar, bertugas sebagai Asisten Demang.
Suatu hari, sekeluarga itu berfoto di jenjang batu depan pintu rumah.
DI negeri asalnya, topi jenis ini disebut newsboys. Ciri khas anak-anak penjaja koran. Di perantauan, topi ini beragam nama. Yang paling atraktif di Indonesia; topi copet.
BERITA TERKAIT
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Memperingati Kudatuli, PDIP Bersama Korban Rezim Otoriter Tabur Bunga di Kantor Partai
- Festival Maek 2024 Akhirnya Digelar, Kenalkan Sejarah Megalitikum di Minangkabau
- 3 Wanita Komplotan Pencopet Asal Cirebon
- Final EURO 2024 dan Stadion Megah dengan Sejarah Kelam Nazi
- Pemda Batang Sambut Baik Gagasan PMB Tentang Penulisan Sejarah