Pet, Nyerempet Sejarah Topi Copet
Senin, 15 April 2019 – 13:53 WIB

Para loper koran dengan topi copet. Foto: Capture Gentlemans Gazette.
Menariknya, Hendri tak hanya paham aneka model flat cap. Dia juga lihai menceritakan sejarah topi tersebut.
“Flat cap yang mulanya identitas rakyat jelata, kemudian hari naik kelas,” katanya. “Pangkal mulanya ketika pemerintah Inggris mengeluarkan kebijakan meningkatkan penggunaan wol, karena over produksi era revolusi industri.”
Pemerintah Inggris menyeru peningkatan produksi industri dengan bahan dasar wol pada 1571, dan mewajibkan warganya menggunakan topi wol tiap hari Minggu. Yang melanggar kena denda.
“Sejak itu flat cap menjadi bagian dari stelan orang banyak. Tak hanya kalangan rakyat jelata. Nah, paska kebijakan itu berakhir pada 1597, karena terlanjur suka, flat cap tetap bertengger di kepala,” paparnya.
DI negeri asalnya, topi jenis ini disebut newsboys. Ciri khas anak-anak penjaja koran. Di perantauan, topi ini beragam nama. Yang paling atraktif di Indonesia; topi copet.
BERITA TERKAIT
- Serangan Umum 1 Maret, Klaim & Versi (daripada) Soeharto
- Bangsa Pelupa dan Pemaaf, Sebuah Refleksi Tentang Karakter Kolektif Indonesia
- Apes, Belasan Pengunjung Festival di Magetan Jadi Korban Copet
- Sejarah Etnik Simalungun dan Kepahlawanan Rondahaim Saragih
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Memperingati Kudatuli, PDIP Bersama Korban Rezim Otoriter Tabur Bunga di Kantor Partai