Peta Wisata akan Berubah, ASITA DKI Dituntut Lebih Agresif

Peta Wisata akan Berubah, ASITA DKI Dituntut Lebih Agresif
Menteri Pariwisata Arief Yahya. Foto: Dokumen JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Pariwisata Arief Yahya mendorong ASITA DKI Jakarta lebih agresif dan terus berinovasi. Tantangan ke depan lebih keras, lebih seru, dan lebih dinamis. Karena jumlah dan kualitas wisatawan juga akan semakin menanjak. 

"Apalagi, ASEANTA sudah mencanangkan kawasan ASEAN sebagai single destination, dan akan dimulai di ITB Berlin, bulan depan. Maka peta pariwisata akan berubah," kata Menpar Arief Yahya sesaat setelah menyampaikan keynote speechnya dalam Pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) Asita DKI Jakarta di Hotel Santika, Jakarta, Kamis (18/2). 

MEA itu peluang emas bagi ASITA, untuk memperoleh costumers lebih besar. Menpar Arief berpesan, perbanyak paket inbound, perkuat networking dengan sesama industri di luar negeri, promosikan bersama-sama di pasar mancanegara yang pas. 

"Kemenpar akan support di BAS, branding, advertising dan sales. Kami akan lakukan terobosan di strategi promosi," jelasnya.
 
Pelaku bisnis, yang sering disebut sebagai B (business), adalah bagian yang tak terpisahkan dalam pengembangan bidang pariwisata. B adalah unsur penting di Pentahelix, Academition, Business, Community, Goverment, Media. "Kelimanya adalah subjek, bukan objek dalam pariwisata," ungkapnya. 

Karena itu, Menpar rajin menggandeng para pelaku industri biro perjalanan wisata yang tergabung dalam (Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies) ASITA untuk menjalankan tiga program pariwisata melalui branding, advertise dan selling. 

"Tiga program ini sudah kami bicarakan dengan Asita, dan kita sepakat untuk menjalankannya bersama-sama, tentu hal itu juga harus dilakukan oleh Asita DKI," ujarnya.
 
Arief mengatakan ketiga program itu akan dikemas dalam satu langkah besar yakni "integrated marketing communication". Menurut pria yang juga mantan Direktur Telkom Indonesia itu untuk program branding pariwisata Indonesia, yakni "Wonderful Indonesia" atau Pesona Indonesia, pihaknya sangat memerlukan dukungan industri dalam menyebarluaskan branding tersebut.

"Seperti Malaysia dengan 'Truly Asia'-nya, atau "Amazing" Thailand, dan "Your" Singapore, kita butuh dukungan industri untuk selalu menggunakan branding Wonderful Indonesia atau Pesona Indonesia dalam setiap operasionalnya," ucapnya.

Sementara untuk "advertise", Arief mencontohkan untuk kegiatan yang akan segera digelar, misalnya, dalam menyambut Imlek, pihaknya juga memerlukan dukungan industri untuk bisa merancang paket yang menarik untuk wisatawan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News