Petahana Demokrat kembali Ke Senayan

jpnn.com - JAKARTA - Keberhasilan Partai Demokrat menghantarkan kadernya duduk di kursi DPR RI tak secemerlang seperti pileg 2009 lalu. Pada periode itu sebanyak 149 kader Demokrat duduk di Senayan. Periode 2014-2019, ini dipastikan tak lebih dari 100 politisi partai berlambang bintang mercy itu duduk di Senayan.

Santer beredar nama-nama yang dikabarkan kembali lagi ke Senayan adalah Ketua Fraksi MPR RI Jafar Hafsah dari dapil Sulawesi Selatan, Ketua Fraksi DPR RI Nurhayati Alie Assegaf Dapil Jatim, Umar Arsal Sulawesi Tenggara, Mulyadi Sumatera Barat, Herman Khaeron Dapil Jabar VII, Saan Mustopa Dapil Karawang, Michael Wattimena Dapil Papua Barat,  Wahab Dalimunthe Sumatera Utara.

"Demokrat dapil saya cuma satu kursi. Sekarang sudah terkumpul 72 ribu suara dan diperkirakan dapat 85 ribu suara karena satu Kabupaten belum masuk. Kota dan Kabupaten Payakumbuh dapat 20 ribu, Kota Bukittinggi dan Agam 35 ribu, Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat 16 ribu jadi totalnya 72 ribu," kata Anggota Komisi V DPR Mulyadi.

Menurut Mulyadi, suara yang belum masuk adalah suara di Kabupaten Padang, Pariaman. Jika sudah masuk diharapkan memeroleh 10 ribu dan 13 ribu  sehingga total mencapai 85 Ribu. "Jadi kita tunggu saja hasil resmi KPUD setempat," kata Mulyadi.

Ia berterima kasih kepada masyarakat Sumbar atas kepercayaannya selama ini. "Terima kasih kalau saya masih dipercaya masyarakat Sumbar, ini sebuah hasil kerja keras. Saat ini saya masih ngawal suara. Doakan saja," kata Mulyadi.

Sementara itu Incumbet yang berhasil kembali duduk di Senayan Herman Khaeron mengaku saat ini suaranya masih aman dalam menuju kursi DPR RI. Meski begitu dirinya masih menunggu keputusan KPUD setempat untuk menetapkan hasil pelno tingkat daerah. "Kita berdoa saja. Karena biar bagaimana juga ini sebuah hasil kerja keras," kata Wakil Ketua Komisi IV DPR ini.

Herman juga tidak mengetahui siapa kawan-kawannya yang duduk kembali di DPR. "Saya belum cek, karena ketika di cek mereka masih menunggu hasil hitungan suara," tuntas Herman. (boy/jpnn)