Petani Australia Beralih ke Mesin Pemanen Meski Pekerja Asing Masih Sangat Dibutuhkan
Musim panas seperti sekarang merupakan masa panen buah dan sayuran di Australia namun sektor ini mengalami kekuarangan tenaga kerja akibat pandemi. Sejumlah petani mulai melakukan otomatisasi mesin guna mengurangi ketergantungan kepada pekerja musiman.
Para petani kentang di Australia saat ini sebenarnya menghadapi peningkatan permintaan akan produk mereka sejak pandemi COVID-19 terjadi, namun banyak petani tidak bisa memanen tanaman kentang mereka karena kurangnya pekerja.
Salah satu pemilik lahan kentang besar di Australia Selatan, Virginia Farm Produce, mengalami hal ini.
Menurut manajer keuangan pada perkebunanan itu, Jessica Snaddon, sekarang permintaan kentang segar berlipat ganda, namun para pekerja yang biasanya merupakan pemegang Working Holiday Visa (WHV) sekarang tidak banyak tersedia.
"Kami sudah mengiklankan di berbagai tempat mencari pekerja, mewawancarai 10 sampai 20 orang setiap minggu," kata Jessica kepada ABC.
"Kami bisa saja mempekerjakan mereka namun masalah utama adalah bagaimana mempertahankan mereka untuk bisa kerja lama," katanya.
"Kami sekarang banyak dikecewakan dengan pekerja yang sudah mendapat pekerjaan, namun kemudian tidak datang di hari kerja," kata Jessica.
Musim panas seperti sekarang merupakan masa panen buah dan sayuran di Australia namun sektor ini mengalami kekuarangan tenaga kerja akibat pandemi
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- IFAD Tinjau Program UPLAND di Garut Untuk Tingkatkan Produktivitas & Kesejahteraan Petani
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Pupuk Indonesia Percepat Penebusan Pupuk Subsidi di Wonogiri untuk Dukung Musim Tanam
- Pupuk Indonesia dan Wapres Ajak Petani Tebus Pupuk Bersubsidi di Kegiatan Rembuk Tani