Petani Bawang Merah Riau Terapkan Budidaya Ramah Lingkungan
Pada kegiatan tersebut, petani juga diajarkan cara pengolahan tanah, pembuatan PGPR, pupuk tricho, dan aplikasinya, serta penanaman refugia berupa marigold, kenikir, dan bunga matahari.
Disampaikan pula pentingnya memberdayakan musuh alami di lapangan dengan menyediakan lingkungan yang menguntungkan kehidupan serangga. "Misalnya, melakukan penanaman refugia sebagai sumber nectar sebagai konservasi musuh alami, khususnya parasitoid," jelas dia.
Saat diskusi, petani menyampaikan, jenis OPT yang biasanya menyerang tanaman adalah penyakit layu fusarium. Mereka lantas diajarkan perendaman benih bawang menggunakan agens hayati PGPR. Tujuannya, benih yang ditanam lebih tahan terhadap penyakit.
Petani turut diajari cara pengolahan tanah memakai pupuk kandang yang telah dicampur agens hayati trichoderma. "Petani tak perlu membeli pupuk kandang, karena bisa dibuat dari usaha ternak sapi potong," ungkap Iwan.(jpnn)
Budidaya bawang merah di Provinsi Riau mulai menggeliat. Sejumlah daerah mulai mengembangkannya, seperti di Kota Pekanbaru, Kampar, dan Siak.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Petani Respons Khudori Terkait Pupuk Subsidi: Tambahan Anggaran Bisa Tingkatkan Produksi
- Anies Bakal Kaji Ulang Kartu Tani yang Dianggap Menyulitkan Petani
- Temui Petani Bawang Brebes, Anies Tawarkan Jaminan Pembelian Panen
- Kementan Kawal Pasokan Bawang Merah Jelang Ramadan, Ada Kabar Baik dari Tegal
- Dua Tahun Program Food Estate, Produktivitas Petani Meningkat
- Charly ST 12: Bang Zulhas Magnet yang Bisa Memajukan Kota Cirebon