Petani Bondowoso Tanam Padi Lokal Untuk Penuhi Kebutuhan Pangan
Uji coba ini menggunakan tiga perlakuan yaitu, pertama hanya memakai pupuk urea aplikasi pada 7 hst dan 21 hst, kedua dengan pengaplikasian pupuk urea dan phonska pada 7 hst dan 21 hst, ketiga dengan penambahan pupuk organik pada waktu pengolahan tanah dan aplikasi urea di 7 hst, 21 hst, 35 hst ditambah phonska di 7 hst dan 21 hst.
Uji coba ini diakhiri dengan kegiatan ubinan dan diperoleh hasil pada perlakuan pertama 6,4 kg, perlakuan kedua 6,6 kg dan perlakuan ketiga 7,4 kg.
Dari kegiatan ini juga didapat deskripsi padi yang sangat mencolok bahwa umur genjah antara 90-95 hst, jumlah gabah permalai mencapai 200-250 butir.
Dari hasil ini petani siap untuk membudidayakan pada musim tanam selanjutnya.
Percobaan HMS 400 ini mendapat apresiasi dari pemerintah daerah, dengan menggelar seminar sehari khusus membahas varietas HMS 400 dengan tema ‘Pengembangan Padi Varietas Unggul Lokal Dalam Menghadapi Tantangan Perubahan Iklim’.
Hadir sebagai narasumber Suharyadi dan Rasmono dari Universitas Jember.
“Teknik budidaya pertanian ke depan yang terbaik adalah kembali ke alam atau perbanyakan organik akan meningkatkan hasil apapun varietasnya, termasuk HMS 400,“ terang Suharyadi.
Bupati Bondowoso Salwa Arifin mengapresiasi keunggulan varietas unggul lokal ini dapat mempercepat panen dan mempunyai produksi yang baik. “Kami Pemerintah Daerah Bondowoso, siap mendorong dan terus mengembangkan varietas unggul lokal ini,” ujar Salwa.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi upaya yang dilakukan BPP Congkrong Bondowoso.
- Banjir Bandang Menerjang Sejumlah Desa pada 2 Kecamatan di Bondowoso
- Bagaimana Cara Daftar Brigade Swasembada Pangan? Ini Penjelasan Kepala BPPSDMP Kementan
- Belasan Rumah di Bondowoso Rusak Diterjang Angin Puting Beliung
- Mentan Lantik 8 Pimpinan Tinggi Madya Kementan, Ini Nama-Namanya
- Cek Harga Bahan Pokok, Atikoh Ganjar Blusukan ke Pasar di Bondowoso
- Puting Beliung Menerjang Bondowoso, 202 Rumah Terdampak