Petani Garam Mulai Panen, Biasanya Dapat 7 Ton, Kini Hanya 1 Ton
Jumat, 11 Agustus 2017 – 23:18 WIB
Meski cuaca terik, sesekali mendung masih terlihat. Hal itu sering membuat petani garam waswas.
Mereka khawatir turun hujan. Karena itu, begitu mendung muncul, mau tidak mau mereka harus panen dini.
"Butiran garamnya kecil-kecil, nggak bisa besar," ujar Inung, sapaannya.
Kendati panen dini, garam tetap bisa dikonsumsi meski kandungan NaCL-nya rendah.
Harga garam saat ini masih cukup tinggi, di kisaran Rp 3.500 per kilogram.
Namun, para petani tidak bisa langsung menikmati hasil panen perdana mereka.
Sebab, untuk bisa dijual, minimal garam harus mencapai satu truk.
Harapan petani untuk merasakan tingginya harga garam sepertinya tetap jadi angan-angan.
Kelangkaan garam tampaknya sebentar lagi akan berakhir.
BERITA TERKAIT
- Komunitas Nelayan Ganjar Gelar Diskusi Cara Meningkatkan Kapasitas Garam
- Asosiasi Petani Garam Dukung Kejaksaan Periksa Airlangga
- Tingkatkan Kapasitas Petani Garam, LPEI Gandeng Nusa Gastromy Foundation
- LPEI Turut Tingkatkan Devisa Bali Lewat Komoditas Garam Kusamba
- Moeldoko: Saya Anak Petani, Tahu Persis Masalah Petani
- Harga Garam dan Cabai Jatim Anjlok, PKS: Importir Terus Bergentayangan