Petani Harus Menanam Bibit Unggul Ubi Jalar agar Bisa Tembus Pasar Ekspor

Ketika hendak mengemas, perlu dipastikan apakah umbi-umbi itu mulus atau tidak.
“Kadang-kadang ada tanda bulat-bulat lingkaran. Itu adalah serangan dari millipedes (kaki seribu/ luing/ wuling) atau nematodes (nematoda, sejenis cacing parasit),” katanya.
Menurutnya, berdasarkan pengalaman ketika di Afrika, banyak umbi asal benua tersebut tidak layak ekspor karena rusak dalam perjalanan.
Ubi tidak layak dikomersialkan di pasar Eropa. Hal itu terjadi karena budi daya ubi jalar tersebut tidak menggunakan bibit unggul.
“Tidak hanya size (ukuran), tetapi benar-benar good quality of the roots. Itu sangat penting. Itu yang harus kita perhatikan (bila akan ekspor),” kata dia.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Suwandi mengatakan ubi jalar adalah komoditas pangan lokal yang memiliki potensi untuk dikembangkan dari aspek budi daya maupun hilirisasi. Ubi jalar bisa menjadi salah satu komoditas andalan ekspor Indonesia.
Ditjen Tanaman Pangan Kementan melalui stimulan bantuan pemerintah mengalokasikan pengembangan budi daya ubi jalar di lahan seluas 2.000 hektare di beberapa lokasi di Indonesia pada tahun ini. (flo/jpnn)
Penggunaan bibit unggul ubi jalar akan membuat hasil panen bebas penyakit tanaman, seperti serangan virus dan hama.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Standar Pelayanan RIPH
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Penerbitan Standar Pelayanan Produk PSAT
- Wujudkan Satu Data Pertanian di Kabupaten Sukabumi, Kementan dan BPS Bersinergi
- Kementan Gandeng Densus 88, Dorong Kewirausahaan dan Ketenagakerjaan Sektor Pertanian
- 9 Menu Sarapan yang Bikin Proses Penurunan Berat Badan Makin Lancar
- Kejar Target Swasembada Pangan, Kementan Gelar Pelatihan Bagi 4.000 Insan Pertanian